PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kasus perundungan semakin sering terjadi. Padahal dampak dari peristiwa ini bisa membuat si anak korban bully trauma. Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kasus bully ini.
Kasus bully terjadi di salah satu pelajar perempuan yang masih duduk dibangku SD. Dalam video tersebut siswi perempuan yang tertunduk, sambil menutupi mukanya dengan tangan.
BACA JUGA:Bahasa, Cegah Perundungan dan Bully
BACA JUGA:Bullying Anak Jadi Perhatian KPAD
Sedangkan rekannya dalam ruangan hanya melihat saat dia dibully teman laki-laki dan perempuan satu kelasnya. "Akibat kasus ini anaknya jadi trauma" kata Rudi Hartono, paman korban perundungan. Peristiwa yang sangat disayangkan ini terjadi di salah satu SD saat jam istirahat. Kasus ini jelas membuat korban bully menjadi trauma.
Dr. Anrilia Ema M N SPsi M.Ed, psikolog Magna Penta Consulting, RS Hermina dan RSUD Siti Fatimah mengatakan, anak yang menjadi target bully biasanya memilki kekurangan. Misalnya masalah fisik.
BACA JUGA:Beri Kemudahan, Target Belum Tercapai
BACA JUGA:Tak Trauma, Untungnya Bisa Berenang dan Air Tak Deras
"Harusnya anak diberikan penguatan bahwa aspek fisik bukan satu-satunya ukuran untuk sukses. Berikan contoh kelebihan anak pada aspek kemampuan lainnya," ujarnya.
Lalu , sampaikan jika ada orang lain yang membuatnya tidak nyaman, maka dia dapat bercerita dan melaporkan pada orang dewasa terdekat atau ayah dan ibunya.
‘’Jika kejadian ada di sekolah, maka laporkan pada guru, lalu ceritakan pada orang tua di rumah. Guru perlu melakukan langkah serius mengenai bully di sekolah,"urainya
Untuk anak-anak yang melakukan Bully, maka perlu diberikan edukasi oleh guru di sekolah.
Atau bisa juga orang dewasa lain di dekat anak yang menyaksikan, mengenai pentingnya sikap saling menghargai. "Berikan pengarahan secara perlahan dan tunjukkan alternatif permainan lain.
BACA JUGA:Wagub Buka Rakor Pengarahan Pengendalian DIPA Kementerian Perindustrian 2023
Untuk anak-anak, sangat baik jika diberikan kesempatan yang luas dan diperkenalkan dengan beragam aktivitas agar anak menguasai beberapa keterampilan," katanya
Misalnya, terampil berolahraga tertentu, punya kemampuan di bidang seni, atau memiliki hobi yang menjadi kekuatannya.
"Hal ini penting untuk meningkatkan rasa percaya diri anak sehingga ia menjadi lebih 'kuat mental' saat menghadapi ejekan verbal yang terkait hal-hal fisik tersebu," sebutnya.
Kadang anak yang menjadi korban bully tidak berani memberitahu orangtua, entah karena takut semakin ditindas atau karena merasa dirinya pantas diperlakukan secara tidak adil.
BACA JUGA:Tingkatkan Kemampuan Komunikasi, Kwarda Pramuka Sumsel Ikuti JOTA JOTI 2023