PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tarian Barongsai, yang sering kita saksikan dalam perayaan Tahun Baru Imlek, adalah salah satu aspek penting dari budaya Cina yang telah merasuk dan menyatu dalam budaya Indonesia.
Di balik atraksi luar biasa yang ditampilkan oleh penari-penari berpakaian singa ini, terdapat sejarah dan asal usul kata "Barongsai" yang menarik untuk dipelajari.
Kata ini, yang mungkin sering terdengar dalam perayaan, sebenarnya menggambarkan sebuah akulturasi antara budaya Cina dan budaya Indonesia yang unik.
Sejarah kata "Barongsai" ini mencerminkan bagaimana budaya dapat tumbuh dan berkembang melalui interaksi antarbangsa, menghasilkan sesuatu yang kaya akan makna dan nilai budaya.
Melansir dari laman KBBI Kemdikbud, Barongsai adalah barongan Cina yang biasa dipertunjukkan pada tahun baru Imlek. Namun, di balik pertunjukan mengagumkan ini, Barongsai memiliki sejarah dan asal kata yang menarik.
Melansir dari Asal kata "Barongsai" berasal dari Indonesia, yang merupakan hasil dari akulturasi antara budaya China (Tiongkok) dan budaya Indonesia.
BACA JUGA:Bandara SMB II Palembang Suguhi Penumpang dan Pengunjung dengan Barongsai
BACA JUGA:Tampilkan Barongsai, Usung Tagline Viva La IGS
Istilah "Barong" mengacu pada seni pertunjukan di Indonesia, khususnya kesenian boneka Bali di mana para penari berperan dalam kostum. Sedangkan kata "Sai" berasal dari bahasa Hokkian dan berarti singa.
Sejarah Barongsai berkaitan dengan tahun baru Imlek dan legenda tentang singa yang melawan makhluk jahat bernama Nian.
Pada awalnya, singa tersebut digunakan oleh masyarakat untuk mengusir Nian, yang selalu mencoba menakut-nakuti mereka.
Dalam cerita ini, masyarakat menciptakan kostum singa yang cerah dan mencolok untuk mengusir Nian saat tahun baru Imlek.
BACA JUGA:Barongsai Menjadi Kesenian Universal
BACA JUGA:6 Alasan Mengapa Mentimun Kaya Manfaat, Nomor 4 Banyak Disukai Perempuan
Filosofi Barongsai