Barongsai Menjadi Kesenian Universal

BUKA ACARA: Pembukaan acara Kejuaraan Barongsai FOBI Sumsel secara simbolis di Atrium PTC Mall, kemarin.-foto : adi/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID -  Berbagai atraksi diperlihatkan 10 sasana barongsai yang berada di bawah naungan Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Sumsel di Atrium PTC Mall, kemarin (29/10). Kehadiran mereka mengikuti Kejuaraan Barongsai FOBI Sumsel sebagai pertama kalinya digelar di Sumsel.

Untuk memastikan kejuaraan berlangsung fair dan menjunjung nilai sportivitas olaharaga, ada 15 juri standar internasional dilibatkan. Selain melihat tarian dan harmonisasi antara musik serta tarian barongsai, penilaian juga dengan pengamatan terperinci di perpaduan tarian, musik, beladiri, serta cerita penampilan peserta. 

“Kejuaraan ini bertujuan menjaring calon atlet untuk olahraga barongsai di Sumsel. Apalagi saat ini barongsai termasuk salah satu cabang olahraga (cabor) prestasi yang dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) dan diakui keberadaannya oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI),” ujar Ketua FOBI Sumsel, Simon Wangdra, Minggu (29/10) sore. 

Tentu ini menjadi salah satu momentum pengurus menggodok dan menjaring atlet potensial untuk diorbitkan ke dalam PON atau Kejurnas. "Total ada 10 sasana bertanding kali ini. Karena event pertama, wajar peserta dan pengurus FOBI di kabupaten/kota Sumsel tidak mengirim utusan,” jelasnya.  

 Namun ke depan diyakini semakin banyak yang ikut seiring berkembangnya barongsai di daerah. Paling penting kini barongsai sudah menjadi satu cabor yang dipertandingkan di PON. “Tahun ini kita belum mengirim utusan, mungkin event selanjutnya pasti kita ikut. Kita persiapkan untuk kejurnas tahun 2024," ungkapnya.  

Tak kalah penting, saat ini olahraga barongsai tak hanya dimainkan atau diminati kalangan etnis Tionghoa semata, juga diberbagai wilayah di Indonesia. Tidak sedikit pula pemain atau atletnya dari suku atau etnis lainnya. Hal ini membuktikan olahraga barongsai merupakan olahraga dan kesenian universal. 

"Memang barongsai ini berasal dari Tiongkok, namun seiring waktu dan perkembangan, sekarang banyak juga pemain dan atlet barongsai berasal dari luar etnis Tionghoa," ulasnya. 

Wakil Ketua I KONI Sumsel, Dhenie Zainal mengungkapkan dirinya dan seluruh pengurus KONI Sumsel mengapresiasi pelaksanaan kejuaraan kali ini. Apalagi ini event pertama di Sumsel. Tentu ini poin penting mensosialisasikan dan mengenalkan olahraga barongsai ke masyarakat Sumsel. Event ini juga sangat berkelas karena dewan juri merupakan orang yang berpengalaman dan memiliki sertifikasi juri level internasional. 

"Biasanya kejuaraan di daerah, juri dan inspektur pertandingan berstandar nasional. Namun event ini sangat istimewa, semua juri dan perangkat pertandingan memiliki sertifikasi internasional. Tentu saja ini memiliki grade yang baik di dalamnya," tandasnya. (afi)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan