Reuters dan AFP menyatakan keprihatinan serius mereka terkait keselamatan wartawan di Gaza yang tidak terjamin.
BACA JUGA:Mengenang 75 Tahun Peristiwa Nakba, Malapetaka Pembersihan Etnis dalam Sejarah Palestina
BACA JUGA:Mohon Doanya, 3 Relawan MER-C Indonesia Hilang Kontak di Gaza. Ini Nama Ketiga Relawannya !
Mereka menilai bahwa situasi di lapangan sangat berbahaya, dan ketidakmampuan IDF untuk memberikan jaminan keselamatan dapat menghambat upaya wartawan dalam memberikan berita tentang konflik tersebut tanpa rasa takut terluka atau tewas.
Perang antara Hamas dan Israel yang dimulai pada 7 Oktober telah menelan korban jiwa sebanyak 27 wartawan, sebagian besar di antaranya meliput peristiwa di wilayah Gaza. Beberapa lainnya juga dilaporkan meninggal di Israel dan Lebanon selatan.
Sampai saat ini, konflik ini telah menyebabkan kematian sekitar 8.700 orang, termasuk sekitar 3.000 anak-anak.
Selain berkecamuk di Gaza, perang antara Hamas dan Israel juga telah melibatkan wilayah Lebanon selatan, dengan melibatkan milisi Hizbullah, yang telah menyerbu Israel di sepanjang perbatasan kedua negara sejak konflik dimulai.
Bentrokan di perbatasan tersebut disebut sebagai yang paling mematikan sejak perang besar antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2006, dengan korban tewas di pihak Hizbullah mencapai 43 orang. (*)