Untuk itu, anggaran desa bisa dilakukan untuk kegiatan seminar seperti ini. Digunakan dalam program strategis, dan tepat. Sejalan dengan materi yang disampaikannya soal ketahanan pangan untuk tekan laju inflasi dan stunting, Fatoni mengatakan bahwa ini isu penting.
Ketahanan pangan sangat penting, karena kondisi sekarang inflasi dengan harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan. "Kepala desa sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat, maka anjurkan semua masyarakat kita menanam di lahan mereka, kebun mereka, dan lain-lain,” katanya.
Agar ketika bahan pokok naik, seperti cabai mereka tinggal petik. Tidak terdampak kondisi tersebut. Begitupun mengenai stunting. Ini juga dapat dilakukan secara bersama-sama bergerak. Bisa menggandeng bapak asuh, baik dari pemerintahan, lembaga, maupun perusahaan- perusahaan.
"Kita bersyukur di Sumsel pertumbuhan ekonomi 5,24 persen, bagus. Inflasi 2,28 persen, kemiskinan ekstrem turun drastis menjadi 1,41 persen. Stunting 18,62 persen dari 24,8 persen, atau turun 6,2 persen. Prestasi seperti ini bisa kita capai, kalau semuanya kita kerjakan secara bersama-sama," paparnya.
Pada kesempatan itu, Agus juga mengingatkan para kepala desa jangan ada musuh- musuhan setelah ada pesta demokrasi (pemilu 2024). Termasuk pascapemilihan kepala desa. "Jangan bermusuhan karena politik," pintanya.
Sebab, peran kepala desa sangat penting dalam mengharmoniskan masyarakat atau desanya. Untuk mewujudkan ketahanan pangan desa, semua lahan tertanami. Peran kepala desa sangat strategis, apalagi dengan masa jabatan 6 tahun. "Kalau kepala desa bekerja keras untuk desanya, maka desanya akan sejahtera," imbuhnya.
Agus juga memberi wejangan. Orang hebat itu harus punya 4 hal. Yaitu cerdas, pintar, kreatif dan inovatif. “Pintar, maka orang itu mampu menyerap ilmu pengetahuan agar kalau mengambil keputusan lebih komprehensif, maka itu otak kita jangan kosong, semua ilmu perlu kita pelajari,” jelasnya.
Cerdas, artinya mampu menggunakan kepintaran nya untuk kehidupan sehari-hari, untuk mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, dan lain-lain. “Kreatif, dimana mampu melakukan sesuatu dengan cara yang tidak sama, dan kelihatan maju desanya,” ucapnya.
Kemudian, inovatif, membuat sesuatu yang berbeda-beda. Misalnya mampu menggunakan anggaran dengan cara yang tepat, hitungan tepat, dan orang inovatif ini diatas kreatif. "Kalau banyak inovasi di desa, maka akan menyelesaikan permasalahan yang ada di desa. Kalau kepala desa punya ini, akan naik," pungkasnya.
Menurutnya pula, kesuksesan tergantung dari diri sendiri. “Tapi ingat, tidak ada yang sempurna. Tapi jangan permasalahkan itu. Tapi bagaimana kita hadapi ketidaksempurnaan itu,” ulasnya.
Caranya, sambung Agus, bersyukur menerima apa adanya. Mempertahankan yang lama, menambah yang baru. Serta ganti yang lama dengan yang baru. “Tidak ada yang kekal di muka bumi ini. Jabatan akan berakhir, harta hilang dalam sekejap. Kunci sukses kita, perbesar lampu kita, jangan hancurkan lampu orang lain,” tandasnya.
Hadir pula dalam pembukaan seminar nasional kemarin, Wakil Ketua DPRD Sumsel HM Giri Ramandha N Kiemas.
Pangdam II Sriwijaya diwakili Kolonel Inf Usik Samwa Parana (Staf Ahli Bidang Sosbud kodam II/Swj).
Kajati Sumsel diwakili Asisten Bidang Pidana Militer (Aspidmil) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel Kolonel Chk Askari SH MH.
Lalu, Kapolda Sumsel diwakili Panit 1 Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel Iptu Etika Sari dan General Manager Harian Sumatera Ekspres Hj Nurseri Marwah.
Direktur Pascasarjana UM Palembang, DR Sri Rahayu SE MSi dan Presiden IMA Chapter Palembang, Joko prasetyo.