Anak Tak Mau Makan Nasi, Jangan Panik, Ini Caranya
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Di masa pertumbuhan, anak butuh makanan yang bergizi. Sayangnya, ada anak yang sulit makan. Kondisi seperti ini banyak dikeluhkan. Bahkan tak sedikit anak yang tak mau makan nasi sejak kecil.
Bingung. Inilah yang dirasakan Irma (27). Anaknya yang berusia 5 tahun sejak sebulan terakhir enggan memakan nasi. Entah apa penyebabnya. ‘’Setiap diberi nasi dia tak mau makan,’’ ujarnya.
Sebagai pengganti makanan, Irma memberi sang anak makanan lainnya. Seperti susu, roti dan jajanan lainnya. ‘’Tapi sebagai orang tua saya merasa jika belum makan nasi rasanya belum puas,’’ katanya.
BACA JUGA:4 Karbohidrat yang Bisa Didapatkan Selain Dari Nasi
Berbagai cara sudah dilakukan agar sang anak mau makan nasi. Tapi tetap saja menolak. ‘’Ini sudah sebulan dia tak makan nasi, berat badannya memang sedikit berkurang,’’ ujarnya yang khawatir anaknya sakit.
Psikolog Anak Rumah Sakit (RS) Charitas Palembang, Devi Delia, M. Psi, mengatakan, pada dasarnya, tidak perlu langsung panik atau gelisah saat anak sulit makan nasi. ‘’Coba dilihat dulu polanya. Apa yang membuat anak enggan makan.
Apakah jangan-jangan jarak makan terlalu dekat dengan susu atau snack sebelumnya, sehingga anak belum merasa lapar di waktu yang seharusnya untuk makan,"ujarnya
Selain itu, bisa jadi anak sulit makan karena jadwal rutinitas yang belum teratur (jam makan berubah-ubah,red). Akibatnya tubuh juga belum merespon lapar di jam makan. ‘’Alasan lainnya mungkin jenis makanan yang diberikan monoton, sehingga anak merasa bosan dengan rasa yang ada," katanya.
Dikatakan, selama pertumbuhan anak normal sesuai usianya (sesuai grafik pertumbuhan anak, terutama untuk tinggi dan berat tubuh), maka orangtua tidak perlu terlalu merasa khawatir. "Namun memang ada baiknya membantu meningkatkan minat anak untuk makan," katanya.
BACA JUGA:Gali Bakat dan Minat Anak
Contohnya membuat nasi goreng, nasi bakar, bubur ayam, atau makanan lainnya. ‘’Andaikan balita tidak suka nasi polosan, berikan si kecil nasi kreasi ibu yang telah diolah dengan lezat. Cara ini bisa mengatasi balita susah makan nasi,’’ katanya.
Dikatakan, orang tua juga harus mencoba membuat rutinitas makan yang teratur. Porsinya sesuaikan dengan kebutuhan dan usia anak demi tumbuh kembang yang optimal. "Jadi jangan sampai kurang, tapi juga tidak berlebihan. Jarak dua jam, lalu diselingi snack ringan (bisa pudding atau buah) lalu kembali makan dengan jarak 2-3 jam," urainya.
Ada baiknya, orangtua berinovasi membuat makanan yang menggugah selera anak. "Jangan berikan makanan monoton. Orangtua juga dapat melibatkan anak dalam proses pembuatan makan,"jelasnya lagi.
Misalnya, nasi dicampur rumput laut kering dibulat-bulatkan bentuk bola dan sebagainya. "Anak akan lebih bersemangat untuk makan," ujarnya.
Dikatakan, sikap memaksa anak untuk makan akan membuat anak berpikir kegiatan makan sebagai sesuatu tak menyenangkan. ‘’Jadi alih-alih anak mau makan, sebaliknya anak enggan dan sulit makan,"tukasnya (nni)