“Mudah-mudahan besok lusa akan kembali turun hujan agar dapat mengurangi asap karhutla yang terjadi,” tuturnya.
Luasan lahan yang terbakar di OKI juga sudah banyak sekitar 1000 hektare. “Tapi data ini belum valid karena harus menunggu data yang dikeluarkan KLHK yang dilaporkan Manggala Agni,” tambahnya.
Dijelaskannya, yang jadi masalah saat ini jika kedepan kabut asap semakin tebal bagaimana dengan aktivitas anak sekolah? Mereka masih akan melakukan rapat bersama menentukan kebijakan yang bakal diambil.
“Karena keputusan nantinya itu dari hasil rapat bersama Dinas pendidikan OKI, Dinkes dan Pemda OKI. Kalau memang nantinya semakin pekat maka akan diambil sekolah dengan sistem daring atau jam masuk sekolah dimundurkan,” bebernya.
Tapi yang jelas, lanjutnya, penggunaan masker harus kembali dilakukan untuk menghindari ispa karena kabut asap. “Aktivitas di luar ruangan juga dikurangi apalagi balita dan anak-anak,” imbaunya.
BACA JUGA:Turun Langsung Keliling Kecamatan, Dandim 0402/OKI Sosialisasi dan Ingatkan Warga Bahaya Karhutla
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan OKI, Refly menambahkan, kalau surat edaran penggunaan masker sudah diberikan untuk soal sistem belajar daring atau jam belajar di undur dari biasanya masih menunggu hasil rapat bersama Sekda OKI.
Di Kota Pagaralam, empat hektare lahan di daerah Jl Tanggalean Dusun Sukajadi, Kelurahan Pelang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah, terbakar. Peristiwa kebakaran lahan ini berawal dari adanya laporan masyarakat setempat.
Kepala BPBD Kota Pagaralam, Jhon Hasman menuturkan, pihaknya mendapatkan informasi adanya kebakaran lahan dari masyarakat. "Luas lahan yang terbakar sekitar 4 hektare," tandasnya. (uni/dik/ald)