Orang seperti Prabowo dan tim inti pasti memilih delay dulu. Sabar. Tunggu gegap-gempita reda. Masih ada waktu 4 hari. Mepet tapi longgar.
Tunggu hasil jajak pendapat khusus yang bisa dilakukan besok atau lusa. Kini sudah ada lembaga yang mampu menerima pesanan khusus seperti itu. Dengan tarif khusus.
Setelah itu barulah siapa calon wakil presidennya diputuskan. Harus dibanding-bandingkan: bagaimana bila berpasangan dengan Gibran. Bagaimana pula kalau dengan ErickThohir.
Semuanya akan ditentukan dengan ilmiah. Bukan dengan salat istikharah. Bukan juga karena ada luka atau tidak ada luka. Waktu akan menyembuhkan luka. Kalau sempat.
Ukraina-Rusia kini memang kalah menarik dari perang Palestina-Israel. Penderitaan rakyat Palestina itu pun kini kalah menarik dengan capres-cawapres di Indonesia.
Ukraina sampai teriak-teriak minta perhatian dunia. Mengiba. Memelas. Palestina mestinya juga memerlukan kita. Tapi politik dalam negeri lebih menyita emosi.
Politik punya daya tarik yang begitu menakjubkan. Sampai tidak sadar bahwa kemarin rupiah sudah jatuh sampai Rp16.200 per dolar.
Istikharah sudah tergusur oleh jajak pendapat. Ekonomi tergusur oleh politik. (*)