Musim kemarau memang membuat sejumlah warga kesulitan mendapatkan air bersih. Kondisi inilah dimanfaatkan pelaku bisnis air bersih. Usaha mereka pun lancar bahkan mereka kewalahan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
MUSIM kemarau membawa berkah tersendiri bagi pelaku bisnis air bersih. Tak sedikit warga yang mengalami kesulitan air bersih karena sumur mereka sudah mengering. Untuk mandi dan mencuci ke sungai. Tapi untuk kebutuhan air bersih di rumah warga terpaksa beli air bersih.
Anton, warga Talang Banyu. Empat Lawang mengatakan, sejak musim kemarau ini, dirinya selalu berhemat menggunakan air. ‘’Air sumur itu masih ada, tapi tinggal sedikit. Untuk mengisi bak saja tidak cukup lagi," ujar Anton.
Seminggu sekali dirinya membeli air bersih untuk diisi di tangki air. Kegunaannya untuk memasak dan lainnya. "Kalau untuk mandi dan mencuci biasanya kami ke sungai," jelasnya.
Sementara Sungai Musi di Kecamatan Tebing Tinggi juga mulai surut dan terlihat jernih. Setiap sore banyak warga yang mulai mandi ke sungai, karena sumur mereka kering.
Bahkan ada yang membawa mobil dan ojek gandeng untuk mengangkut derigen air yang akan digunakan di rumah mereka.
Pelaku bisnis air bersih yang berlokasi di Jalan Poros, Mardi mengakui, saat ini dirinya kewalahan memenuhi permintaan pelanggan air bersih. Karena keterbatasan alat dan angkutan, tidak semua pelanggan kebagian. "Sehari itu biasanya bisa 4 kali bolak balik. Yang susah itu, mensuplai dari mobil ke tangki air rumah warga. Kendalanya selang dan mesin pompa airnya," katanya.
Diakuinya, hampir tiap hari ada pesanan air bersih. ‘’Karena sekarang musim panas banyak sumur warga mengalami kekeringan," katanya.
Untuk 1 tangki air dia jual sekitar Rp80 ribu. Dalam 1 hari maksimal 4 sampai 5 kali mengantar air bersih. "Air bersih yang kami jual, air dari sumur bor. Bukan dari sungai atau kolam. Karena kualitas kami terjamin," tukasnya.
Hal yang sama juga terjadi di OKU. Musim kemarau panjang seakan menjadi berkah bagi para pedagang air dengan menggunakan tedmon. Karena cukup banyak warga yang membeli untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari hari. “Lumayan banyak pak yang pesan kalau musim kemarau,” kata Mang Yos, pedagang air tedmon, kemarin.
Dalam sehari untuk satu mobil pickup bisa dapat order lebih 5 orang. Sedangkan hari biasanya paling hanya 2 order yang pesan air tedmon.
Disebutnya, untuk satu tedmon dengan kapasitas sekitar 1.500 liter dia menjual Rp 60.000. Biasanya, yang banyak membeli tedmon tersebut merupakan warga komplek atau perumahan. Namun ada juga yang bukan merupakan warga komplek.
Warga yang membeli air bersih dari tedmon, lanjutnya, untuk kebutuhan mandi, cuci, dan masak. Namun ada juga warga yang membeli air tedmon karena akan melaksanakan hajatan di tempat tinggalnya.
Astuti, warga Kelurahan Sekarjaya Astuti mengaku membeli air dari tedmon karena persediaan air di rumahnya hampir habis. “Beli air tedmon Pak karena stok air di rumah tinggal sedikit,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Bagian Teknik PDAM Tirta Raja, Doni mengatakan, untuk PDAM Tirta Raja tidak lagi menjual air ke pedagang air tedmon. “Kalau dulu iya Pak. Soalnya dikhawatirkan mengganggu distribusi,” ujarnya.