PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kerontokan pada rambut dapat terjadi akibat stres.
Meski bukan jadi penyebab utama, tetapi faktor emosi yang membikin seseorang jadi stres dipastikan jadi salah satu penyebab kerontokan rambut, dan hal ini harus diwaspadai. Yang paling umum, kerontokan rambut pada wanita dan pria adalah suatu kondisi yang disebut telogen effluvium. Ini adalah kondisi difus (atau luas tersebar) rambut di sekitar kulit kepala dan tempat lain pada tubuh. Biasanya, hal ini juga merupakan reaksi terhadap stres yang intens pada tubuh atau sistem hormon, juga sebagai reaksi terhadap obat. Kondisi ini, bisa terjadi di semua usia. Biasanya, kerontokan yang terjadi tiba-tiba akan membaik dengan sendirinya dalam waktu sekitar enam bulan. BACA JUGA:Buka Klinik Menopause, RS Siloam Dukung Kesehatan Wanita di Masa Menopause BACA JUGA:Efek Serius Kabut Asap Pada Kesehatan Mata, Yang Nomor 3 Terbanyak Tapi ada pula pada beberapa orang dapat menjadi masalah kronis. Telogen effluvium berkembang beberapa saat setelah pemicu, dan penyebab umum penipisan rambut ini bisa terjadi pada wanita yang terlalu cemas atau neurotik. Telogen effluvium adalah fenomena berkaitan dengan siklus pertumbuhan rambut. Siklus pertumbuhan rambut bergantian antara fase pertumbuhan (disebut anagen, yang berlangsung sekitar tiga tahun) dan fase istirahat (telogen, yang berlangsung sekitar tiga bulan). Selama telogen, rambut tetap dalam folikel sampai didorong oleh pertumbuhan rambut baru pada fase anagen. Sekitar 15 persen dari rambut mengalami telogen. Tapi stres tiba-tiba pada tubuh dapat memicu sejumlah besar rambut memasuki fase telogen pada waktu yang sama. Lalu, sekitar tiga bulan kemudian, sejumlah besar rambut akan muncul. Karena rambut baru mulai tumbuh, sehingga kepadatan rambut dapat menebal lagi. BACA JUGA:Icon Sunsuria Buka Pusat Perawatan Kanker Pertama di Island Hospital, Sediakan Perawatan Kanker Kelas Dunia BACA JUGA:Lima Faktor Risiko Pemicu Kanker Ovarium Banyak orang dewasa memiliki episode dari telogen effluvium di beberapa titik dalam hidup mereka, yang juga mencerminkan episode penyakit atau stres. Sebab lainnya adalah androgenetic alopecia, yang berkaitan dengan kadar hormon dalam tubuh. Ada kecenderungan genetik yang besar, yang mungkin warisan dari ayah atau ibu. Androgenetic alopecia mempengaruhi sekitar 50 persen laki-laki (penyebab utama dari pola biasa botak pada pria) dan wanita di atas usia 40,. Penelitian menunjukkan sampai 13 persen wanita mengalami kerontokan sebelum menopause. Selanjutnya, berdasarkan peneltian, di atas usia 65 sebanyak 75 persen perempuan juga mengalami hal ini. BACA JUGA:Inovasi Kesehatan Anak: Grup RS Siloam Hadirkan Palembang Integrated Child Center Untuk mengatasi hal ini dapat mencoba perawatan kosmetik seperti wig atau pengental rambut, atau terapi medis. Opsi terakhir, adalah mengatasi kerontokan dengan transplantasi rambut. Minoxidil obat pertama kali dikembangkan untuk mengobati tekanan darah tinggi, yang ditemukan memiliki efek samping pertumbuhan penebalan rambut pada beberapa orang. Ini sekarang tersedia dalam bentuk losyen yang dioleskan langsung ke kulit kepala. Obat lain, adalah Finasteride, yang dikembangkan untuk mengobati kanker prostat, juga telah ditemukan efektif, tetapi hanya tersedia untuk pria. (berbagai sumber)
Kategori :