Makin banyak masyarakat yang berkunjung ke desa di Enggano yang nyatanya memiliki keindahan pariwisata yang sangat cantik.
Ada banyak pulau yang cantik dan belum tersentuh.
Sejak adanya internet, masyarakat gencar melakukan promosi lewat media sosial dan membuat website desa.
Di website itu ada semua informasi mengenai desa di Enggano.
"Alhamdulillah, tingkat kunjungan meningkat ke sini," ungkap dia.
Tentu, kata Redy, ini berdampak kepada lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Belum lagi, dampak terhadap sektor ekonomi lainnya seperti penginapan, UMKM, suvenir, kuliner dan lainnya.
"Saat ini belum ada minimarket. Mengingat pendiriannya harus online dan terpusat. Tapi saya rasa tidak lama lagi akan berdiri karena sudah bisa online," papar dia.
Tak hanya itu, masih kata dia, bidang pendidikan dan kesehatan pun berdampak.
Pasalnya pada Covid-19, pelajar dan mahasiswa tidak bisa belajar secara daring di Enggano karena jaringan 2G sehingga para mahasiswa harus tetap berada di Kota Bengkulu karena tidak memungkinkan daring ketika berada Pulau Enggano.
"Tapi sekarang mereka (mahasiswa, red) sudah bisa daring," ungkap Redy.
BACA JUGA : Selebgram yang Pilih Bakar Lahan Ketimbang Bayar Orang Penuhi Panggilan Penyidik
Redy berharap ke depan seluruh desa di Pulau Enggano bisa mengakses internet.
Di Enggano ada enam desa yakni Apoho, Kahyapu, Malakoni, Kaana, Meok, dan Banjarsari dengan total 4.500 jiwa.
Saat ini baru lima desa yang sudah bisa internet 4G/LTE dan satu desa yang belum yakni Desa Banjarsari.
Makanya, dirinya meminta agar segera dipasang towernya mengingat di Desa Banjarsari banyak juga penduduk.