*Minta air bersih ke Kecamatan Tetangga
MURATARA - Wilayah Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara, mulai kesulitan pasokan air bersih. Hal ini akibat puncak kemarau yang terjadi di bulan September ini. Untuk mendapatkan sumber air bersih warga harus melintas ke kecamatan tetangga. Menginggat saat ini, aliran sungai Rupit masih keruh akibat aktivitas penambang liar yang masih menjamur."Sekarang banyak sumur yang kering karena kemarau, banyak masyarakat lari ke sungai. Tapi untuk daerah Rupit sungai keruh, banyak warga mengambil air ke wilayah kecamatan karang jaya karena sungainya masih jernih," kata Yati warga Desa Noman, Kecamatan Rupit, Selasa (26/9).Ia mengaku, cukup kesulitan saat menghadapi puncak kemarau. Karena aliran sungai Rupit di bagian ilir sungai sangat keruh dan bercampur lumpur. Karena itu, ia berharap ada atensi khusus dari sejumlah pihak, terkait masalah kekeringan dan keruhnya aliran sungai.
"Kalau ambil air di hilir sungai mulai dari embacang, tanjung beringin, noman, batu gajah, maur, Beringin rupit, beringin jaya, kelurahan Rupit, hingga kecamatan Karang Dapo dan Rawas Ilir airnya keruh. Jadi banyak yang mandi di Karang Jaya karena sungainya masih jernih," timpalnya.Diakuinya, keruhnya aliran sungai Rupit di mulai dari aliran Sungai Tiku, di Desa Muara Tiku, Kecamatan Karang Jaya. Kondisi itu terjadi, karena aliran sungai tiku menjadi lokasi ratusan penambang emas ilegal yang mengakibatkan pencemaran aliran sungai. Menyikapi hal itu, Pemkab Muratara bakal menyiapkan program pompanisasi atau pamsimas untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau. Bupati Muratara H Devi Suhartoni mengatakan setiap desa akan dibuatkan sumur bor.
“Target kita satu desa minimal ada satu Pamsimas," kata Bupati.Sumur bor itu nantinya bisa dipergunakan masyarakat untuk beragam kegiatan. Khususnya untuk menghadapi musim kemarau. Menginggat aliran sungai di wilayah Muratara sudah banyak tercemar oleh aktivitad tambang emas iegal.(zul)
Kategori :