"Mereka yang datang berpakaian biasa tapi berperawakan tegap. Tidak tahu dari mana. Kami tak berani mendekat hanya mengintip dari balik kaca," sebut M (38), tetangga Nurhasan. Setelah beredar kabar penangkapan, mereka baru sadar kalau kedatangan orang-orang itu ke rumah Nurhasan itu terkait kasus dugaan kepemilikan 115 kg sabu-sabu.Baca juga : Lima Persen Warga Sumsel Terkontaminasi Narkoba, Mayoritas Usia Produktif Menurut M, tetangganya itu sudah cukup lama tinggal di sana. Asalnya dari Sekayu, Musi Banyuasin (Muba). Mempunyai seorang istri dan tiga orang anak. “Dulu rasanya punya usaha bengkel las di Jl Soekarno-Hatta. Tapi entah masih buka atau tidak,” katanya. Keseharian Nurhasan juga biasa saja. Tiap pagi kalau pergi dari rumah lebih sering naik mobil. “Kalau ada hajatan di sini sering datang, sama istri atau kadang sendiri," tambah S (47), tetangga lainnya. Mengungkapkan, Selasa siang, sekitar pukul 13.00 WIB, petugas BNNP Sumsel rupanya terlebih dulu menemui Ketua RT setempat, Asmil.
"Petugas itu bersama Pak RT masuk ke dalam rumah itu. Tapi karena Pak RT baru, belum kenal betul keluarga Pak Hasan ini. Kebetulan juga Pak RT sedang sakit, jadi tidak lama mendampingi para petugas itu," beber S.Baca juga : Tutupi 115 Sabu dengan Karung Beras Dia sendiri terkejut dan sama sekali tak menyangga kalau tetangga mereka diduga terlibat bisnis narkoba. Sementara, Ketua RT 29, Asmil, ketika wartawan Koran ini kemarin mampir ke kediamannya sedang tidak berada di rumah. "Bapak sedang ke dokter gigi," kata seorang wanita berhijab di rumah itu. (kms)
Kategori :