Palembang, SUMATERAEKSPRES.ID- Perayaan Ulambana yang digelar Vihara Dharmakirti Minggu (10/9) berjalan khusyuk dan sakral. Ini terlihat dari ribuan umat yang datang untuk sembahyang.
Mereka juga jalankan prosesi pembacaan sutera dan varita yang dipimpin langsung bhiksu atau Bhante dari Sangha Agung Indonesia (Sagin) tersebut.
Perayaan dimulai sejak pagi hingga malam hari tersebut, diawali dengan prosesi Cau Ke atau Kebaktian Pagi sekitaran pukul 06.00 Wib.
Setelah itu, sekitar pukul 09.00 wib dilaksanakan ritual atau sembahyang Sutra Ulambana Patra yang berlanjut dengan melaksanakan Sang Gong di pukul 10.30 wib. Adapun untuk ritual puncak digelar sembahyang Da Meng Shan yang dipimpin oleh Bhante YM Nyanagupta Sthavira berserta kelima bhiksu dari Sagin.
"Ulambana sendiri digelar tiap tahun di bulan ketujuh tahun lunar. Meskipun setiap pelaksanaan Ulambana di hari dan jam yang berbeda, namun khusus di Vihara Dharmakirti, kami laksanakan di Minggu keempat bulan ketujuh lunar tersebut. Ulambana yakni salahsatu waktu yang paling ditunggu umat Budha setiap tahun.
Yang mana, saat itu, kami bisa berbakti dengan para leluhur dan orangtuanya yang wafat ini melalui sembahyang pelimpahan jasa di waktu Ulambana," ungkap Pembina Vihara Dharmakirti, Darwis Hidayat ke koran ini, Minggu (10/9).
Dimana, pelaksanaan Ulambana atau pelimpahan jasa sendiri, menurutnya, dilakukan setiap umat yang beragama Budha untuk mendoakan para leluhur, orangtua dan kerabatnya yang sudah meninggal dunia. Dimana, amalan tadi dilimpahkan untuk mereka tersebut.
Yang mana dengan amalan tersebut, para leluhur, orangtua dan kerabatnya bisa terangkat dari alam penderitaan ataupun juga alam rendah ini ke alam kebahagiaan atau alam tinggi.
Oleh karena itu, pada masa ulambana tersebut, setiap umat akan senantiasa berbuat amal kebaikan dan perbanyak ibadah, yang nantinya semua amalan tadi dilimpahkan ke leluhur, orangtua dan kerabat yang sudah meninggal.
Di sisi lain, hal ini juga sebagai bentuk dan tanda bakti anak terhadap leluhur dan orangtuanya tersebut.
" Di momen ini, dapat dipastikan umat akan berbondong-bondong lakukan kebaikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Tentunya berharap apa yang diperbuat dan amalannya yang diberikan tersebut, menjadi bekal bagi leluhur, orangtua dan kerabat di dalam menjalani kehidupannya tersebut,” paparnya.
Hal ini juga menjadi bukti bakti anak pada mereka semua.
Dengan kata lain, apa yang ditanamkan kebaikan tersebut, ini akan membawa karma baik pada diri sendiri.
“Yang terpenting lagi, semua ini membantu leluhur, orangtua dan kerabat untuk bisa terlahir kembali di alam bahagia," pungkasnya. (afi/lia)