LAHAT - Dampak El Nino atau pengurangan curah hujan diprediksi terjadi Juni hingga Oktober.
Fenomena ini akan menyebabkan kemarau atau mundurnya musim penghujan. Kondisi ini akan berdampak pada berbagai sektor khususnya pertanian.
Dampak negatif El Nino ini menyebabkan kekeringan sumber air bersih, berpotensi gagal panen pada sawah. Sementara Dinas Tanaman Pangan
Hortikultura dan Peternakan (TPH dan Nakan) Lahat mengklaim, saat ini Lahat belum terdampak ekstrem El Nino.
Bahkan sampai saat ini dampak bagi pertanian di Lahat belum terjadi secara signifikan. Meski demikian, langkah untuk mengantisipasi dampak El Nino bagi
pertanian tetap dilakukan. ‘’Kita sudah menyiapkan langkah mitigasi ancaman dampak El Nino ataupun kekeringan akibat musim kemarau panjang,’’ ujar
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPH dan Nakan) Kabupaten Lahat, Eti Listina SP MM.
Langkah antisipasi, yakni memberikan bantuan benih padi Inbrida dan sarana produksi (pupuk) total seluas 6.500 ha kepada petani (kelompok tani) yang
tersebar di 24 kecamatan. Bantuan ini bersumber dari APBN untuk lahan seluas 4.000 ha dan APBD Kabupaten Lahat (2.500 ha). ‘’Membentuk Gugus Tugas
El Nino dan memberdayakan brigade-brigade (alsintan, proteksi dan hortikultura). Kemudian menyiagakan pompa-pompa air di brigade-brigade alsintan
dan pemanfaatan sumber-sumber air lainnya (embung, sungai, sumur resapan),” ujarnya.
Kemudian mendorong percepatan tanam dengan menggunakan benih yang tahan kekeringan/OPT. Mendorong petani untuk mengikuti Program Asuransi
Usaha Tani Padi (AUTP) dan skema KUR pertanian. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait baik vertikal maupun horizontal. ‘’Meningkatkan
penyuluhan tentang pemanfaatan informasi iklim, budidaya hemat air, pendampingan dan kesiagaan oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (PPL) dan Petugas
Pengendali Organisme Pengggangu Tanaman (POPT) di lokasi-lokasi yang berpotensi meng-alami kekeringan,” bebernya.(gti)
Kategori :