JAKARTA - Ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok lebih rendah akibat keyakinan pelaku ekonomi yang melemah serta utang rumah tangga yang tinggi. Sehingga menurunkan konsumsi dan kinerja properti yang turun yang berdampak pada investasi. Termasuk ke Indonesia.
Meski demikian, perekonomian Indonesia tumbuh kuat didukung oleh permintaan domestik. Inflasi Juli 2023 tercatat rendah di posisi 3,08 persen year-on-year (yoy).Menurun dari inflasi Juni 2023 sebesar 3,52 persen yoy. Inflasi inti juga turun dari 2,58 persen menjadi 2,43 persen yoy. "Alhamdulillah ya, itu bagus. Termasuk yang terbaik di antara negara berkembang, bahkan dunia ya," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. Penurunan ekonomi Tiongkok, lanjut dia, memang menurunkan ekspor Indonesia. Meski neraca perdagangan masih surplus US$ 1,3 miliar per Juli 2023. Namun, sumber pertumbuhan Indonesia didorong dari konsumsi rumah tangga yang tinggi. Terutama di sektor jasa, sektor tersier, perdagangan, transportasi, pergudangan, akomodasi, serta makanan dan minuman.
Kategori :