MUBA – Kepolisian Sektor (Polsek) Bayung Lencir, hadir di Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba’ul Quran, Desa Kaliberau, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Memberi rasa aman dan menjamin keselamatan para santri dan ustaz, pascakeributan dengan sekelompok orang beberapa waktu lalu.
"Tiap hari kmi datangi, bahkan personel juga mengamankan di sana. Berikut perangkat desa. Situasi sudah kondusif, kami menjamin keselamatan para santri dan ustaz untuk beraktivitas seperti biasa lagi," ujar Kapolsek Bayung Lencir Iptu Bondan Try Hoetomo STK SIK MH, melalui Kanit Reskrim Iptu Eko Purnomo SH, kemarin.Dia menegaskan, saat ini tidak ada lagi pihak-pihak tidak berkepentingan wara-wiri di lingkungan ponpes. Terkait kasus penganiayaan yang terjadi, sambung Eko, pihaknya sudah mengamankan Ustaz Wijayanto, pelaku pembacokan terhadap korban atas nama Pahrul. Eko, berdasarkan hasil pemeriksaan para saksi termasuk pihak ponpes, yang terjadi adalah pengeroyokan. "Dalam pengembangan penyelidikannya, kami sudah memanggil Ketua Ponpes, Azhari. Karena berdasarkan keterangan Ustaz Wijayanto, yang bersangkutan juga ikut memukul korban," jelasnya. Namun, begitu ada surat panggilan, Eko menduga ketua ponpes jadi syok sehingga sakit. "Padahal sebelumnya sehat walafiat. Kepada beliau juga tidak ada sebetulnya pemukulan. Namun jika memang ada laporan ke Polda dia mengaku dianiaya, kita tidak ada masalah. Proses hukum sama-sama berjalan,” imbuhnya. BACA JUGA:Ajukan Pengunduran Diri karena UU Eko mengaku, pihaknya tidak mengekpos persoalan itu ke media. Termasuk adanya ustaz yang diamankan karena membacok.
“Sebab apa, kami tidak ingin menimbulkan persepsi buruk. Apalagi tersangkanya tokoh agama, tapi kesannya jadi seperti ini. Kami seolah disudutkan seakan membiarkan ada teror ke ponpes. Padahal tidak benar, kami jamin keselamatannya," tegasnya.Terkait persoalan bentrok, Eko mengakui seperti yang sudah disampaikan beberapa pihak. Bahwa terkait persoalan perebutan bisnis katering. "Ya karena persoalan itu permasalahannya," akunya. Diberitakan sebelumnya, para ustaz terpaksa meninggalkan Ponpes Mamba’ul Quran di Desa Kaliberau. Mereka merasa terancam, setelah terjadi keributan dengan kelompok masyarakat berinisial Ca cs. Permasalahannya, berawal BUMDes selama ini memasok katering ke salah satu perusahaan di sana. Ca yang mendapatkan proyek katering tersebut, dengan fee bagi BUMDes Rp200 per persi. Begitu Kades Baru, berupaya meningkatkan PAD BUMDes dengan fee Rp1000 per prsi. Ponpes Mamba’ul Quran menyanggupi. Tapi baru dua hari berjalan, terjadilah keributan itu. Menurut Ustaz Azhari, saat mereka mengirim makanan, dihadang kelompok Ca. Ketua Ponpes Ustaz Abdul Aziz turun dari kendaraan dan menanyakan apa permasalahannya. Namun, Aziz yang sudah sepuh, wajahnya dipukul salah seorang dari kelompok Ca. Ustaz Wijayanto membela ketua ponpes. Mengambil golok dari mobil, membacok salah satu kawanan Ca (korban Pahrul). Melihat temannya terluka, kawanan Ca kabur. Sementara Wijayanto kemudian menyerahkan diri ke Polsek Bayung Lencir. Sedangkan ketua Ponpes Abdul Aziz, dirawat di RS Myria Palembang, serta membuat laporan polisi ke Polda Sumsel. (kur/air/)
Kategori :