PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Dempo terdiri dari dataran rendah dan sebagian kecil pinggiran sungai dengan mayoritas masyarakat dengan kondisi padat penduduk dan mengalami masalah sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi standard serta pendapatan ekonomi rendah.
Permasalahan di 8 kelurahan memiliki permasalahan demografi yang berbeda – beda terutama kelurahan 13 Ilir dan 14 Ilir merupakan konsisi dengan padat penduduk dan mengalami masalah sanitasi lingkungan terkait perilaku hidup bersih dan sehat seperti, kebiasaan buang air besar tidak di jamban saniter, kondisi rumah yang padat dan tidak memenuhi persyaratan rumah sehat. Kondisi ini memudahkan penularan penyakit infeksi seperti Diare dan Tuberkulosis.
Adanya penemuan secara dini kasus TB di Puskesmas Dempo pada tahun 2018 masih 90%, dimana target prevalensi penemuan deteksi dini TB Paru sesuai dengan target nasional adalah 100% (RPJMN, 2020-2024).
Sementara pada tahun 2019 deteksi dini penemuan kasus TB Paru di Puskesmas Dempo sebanyak 91,6%. Salah satu penyebab belum tercapaianya angka penemuan kasus TB Paru di wlilayah kerja Puskesmas Dempo adalah ketidakmampuan pasien untuk membiayai pemeriksaan deteksi dini TB Paru pada anak yang kontak langsung dengan penderita melalu pemeriksaan Test Mantoux.
BACA JUGA : Puskesmas Taman Bacaan Inovasi Pak Camat
Usulan ini disampaikan oleh petugas kesehatan yang bertanggung jawab atas program TB di Puskesmas Dempo yang disampaikan pada saat Lokakarya mini bulanan Puskesmas di tahun 2019. Menyikapi hal tersebut, atas dasar kemanusiaan serta metode yang dipakai adalah Fundraising Infak dan Sedekah Perorangan yakni aksi penggalangan dana yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan dan dapat dilakukan perorangan atau lembaga non-profit organization (PP Menteri Sosial RI No. 8 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Hasil Pengumpulan Sumbangan Masyarakat).
Tabungan untuk membantu pasien TB bersumber dari pendanaan secara swadaya dari karyawan Puskesmas Dempo yang dikumpulkan setiap hari Jumat dan diterapkan pada 2 Maret 2019.
Selaras dengan latar belakang tersebut Inovasi TUMPAS TB diwujudkan untuk menjadi strategi, intervensi dan kegiatan yang komprehensif serta target yang serius untuk dapat menurunkan kasus TB Paru sesegera mungkin di masyarakat.
BACA JUGA : Inovasi Komering Wujud Komitmen Puskesmas Kertapati Atasi Masalah Stunting
Inovasi memiliki tujuan untuk meningkatan prevalensi penemuan kasus TB Paru sedini mungkin, dengan sasaran balita dan orang dewasa dari golongan keluarga kurang mampu yang kontak erat dengan Pasien TB untuk dilakukan pemeriksaan Test Mantoux. Bersamaan dengan pemeriksaan Test Mantoux penguatan keberhasilan intervensi juga diterapkan untuk intervensi lanjutan terkait permasalahan gizi kurang/buruk yang dihadapi pasien TB Paru dari golongan keluarga kurang mampu.
Dalam menjalankan kegiatan deteksi dini inovasi TUMPAS TB mempunyai 2 kegiatan yaitu; Dilakukan pemeriksaan Test Mantoux pada anak yang kontak erat dengan pasien TB Paru dari golongan keluarga kurang mampu. Pemberian PMT rutin selama masa pengobatan pada pasien TB Paru dari golongan keluarga kurang mampu dengan status gizi kurang/buruk.
Untuk penanganan kasus TB di lapangan Puskesmas Dempo juga melaksanakan kegiatan pengambilan dan pengantaran pot dahak/sputum ke Puskesmas Dempo dari anggota keluarga yang kontak erat, bekerjasama dengan lintas sektor yaitu MSS (Masyarakat Sehat Sriwijaya) sebagai Kader TB terlatih dalam investigasi kontak, pemantauan pasien serta pendampingan keluarga ketika di lapangan.
Kegiatan ini didampingi juga oleh dokter/petugas kesehatan. Dengan adanya inovasi TUMPAS TB capaian penemuan terduga TB Paru dari deteksi dini dengan tatalaksana sesuai standard di tahun 2022 smencapai 94,02%. Sebanyak 29 orang telah dilakukan pemeriksaan Test Mantoux dan sebanyak 64 pasien TB Paru yang mendapatkan intervensi pemberian PMT, 49 orang mengalami kenaikan berat badan.
BACA JUGA : Inovasi Aster Puskesmas OPI Deteksi Dini TBC
Semua kegiatan intervensi melalui inovasi TUMPAS TB mempunyai manfaat dan peningkatan capaian target program TB yang signifikan. Hal yang terpenting lainnya adalah serangkaian kegiatan yang termuat ke dalam pendanaan swadaya TUMPAS TB dapat membantu dalam mewujudkan capaian RPJMN dengan program End TB Strategy di Indonesia tahun 2030.
Kebaruan/nilai tambah inovasi selain pencegahan dan pengendalian kasus TB Paru secara komperhensif dan terintegrasi, seiring berjalannya waktu TUMPAS TB digunakan untuk pendanaan BTA pasien TB aktif, dimana ini sebagai penunjang kesembuhan pasien untuk tidak terpapar kembali TB Paru serta pemeriksaan kesehatan lainnya jika dibutuhkan. Kelebihan ini menjadikan TUMPAS TB sebagai bentuk komitmen bersama dalam peningkatan jumlah dan mutu pelayanan fasilitas kesehatan untuk pengendalian penyakit infeksi dalam penyediaan sumber pendanaan secara swadaya dari karyawan Puskesmas Dempo Palembang. (Ril).
Kategori :