Kecil Tapi Punya Sejarah Besar, Sungai Ketandan Ternyata jadi Saksi Bisu Peradaban Palembang
Lorong Ketandan berada di Jalan Sayangan, juga bisa ditempuh dari persimpangan Lorong Gubah Laut dan Jalan Pangeran Antasari.-Foto: Dudun/sumateraekspres.id-
SUMATERAEKSPRES.ID - Sungai Ketandan, sebuah sungai kecil yang memiliki nilai historis penting bagi masyarakat Palembang, sungai itu kini menjadi nama lorong di Kelurahan 17 Ilir Palembang, Kecamatan Ilir Timur 1.
Lorong Ketandan berada di Jalan Sayangan, juga bisa ditempuh dari persimpangan Lorong Gubah Laut dan Jalan Pangeran Antasari.
Mengacu dari google map, Lorong Ketandan berada di ordinat -2.9850154572439207, 104.76452475763514, panjang lorong ini sekitar 255 meter.
Meskipun ukurannya tidak sebesar Sungai Musi, Sungai Ketandan merupakan saksi bisu perjalanan panjang kehidupan masyarakat Palembang dari masa ke masa.
BACA JUGA:Sungai Rengas di Wilayah Ulu Palembang Kian Mengecil dan Tumbuh Banyak Pemukiman
BACA JUGA:Sedimentasi Mengubur Sungai Durian, Namun Sejarahnya Tetap Abadi Menjadi Nama Jalan
Nama "Ketandan" berasal dari kata "tanda" yang memiliki makna sebagai penanda atau batas wilayah.
Sungai Ketandan Pusat Perdagangan
Di masa lalu, sungai ini diyakini sebagai batas alami antara wilayah pemukiman warga dengan kawasan perdagangan.
Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, kawasan di sekitar Sungai Ketandan dikenal sebagai pusat perdagangan yang ramai.
Sungai ini menjadi jalur transportasi penting bagi para pedagang lokal maupun dari luar Palembang yang membawa barang-barang seperti rempah-rempah, kain, dan hasil bumi.
Selain itu, ada versi lain yang menyebutkan bahwa nama "Ketandan" berasal dari kata "Tando," yang berarti tanda di lidah atau pertanda dalam bahasa Melayu.
Hal ini dikaitkan dengan cerita-cerita rakyat yang berkembang, di mana sungai ini dianggap sebagai penanda alam bagi para pendatang yang datang dari wilayah lain ke Palembang.