https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Lestarikan Warisan Budaya Islam, Ingin Jadi Dosen

Taufiqurahman-foto: ist-

Mengenal Taufiqurahman, Peraih Emas Cabang Khattil Quran MTQ Ke-XXX Samarinda

SUMATERAEKSPRES.ID - Tak pernah ada yang menyangka Sumsel berhasil meraih peringkat 5 di ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-XXX di Samarinda, Kalimantan Timur. Keberhasilan itu salah satunya berkat Taufikurrahman, emas yang ia raih pada Cabang Khattil Quran membantu Sumsel memperbaiki posisi. 

Ibnu Holdun - Palembang

Keberhasilannya meraih medali emas melalui Cabang Khattil Quran (Khat) membuat nama Taufiqurahman mulai dikenal luas di dunia kaligrafi Al Quran, khsusunya di Indonesia. Taufiq –begitu sapaannya- baru saja menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih medali emas di cabang Khattil Quran (Khaq) atau naskah pada kompetisi kaligrafi tingkat nasional ke-30 di Kaltim. 

Saat dihubungi Sumatera Ekspres melalui sambungan telepon, Taufiqurahman mengaku tengah menempuh studi pascasarjana di Institute Kaligrafi Al Quran yang terletak di Jawa Barat. Pemuda asal Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir ini sengaja memilih jurusan tersebut sebagai langkah lanjut untuk mendalami lebih dalam ilmu kaligrafi.

BACA JUGA:Kafilah Sumsel Peringkat 5 Besar MTQ Nasional 2024, Pemprov Siapkan Bonus

BACA JUGA:Prestasi Sumsel 5 Besar MTQN XXX, Mendapat Apresiasi Pj Gubernur

“Sekarang saya di Jawa Barat. Jadi memang tidak ikut ke Palembang, bersama rombongan yang lain kak,” ucap Taufiq menjelaskan alasannya tak pulang ke Palembang dan ikut menerima penyambutan dari Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi.

Cerita kesuksesnnya meraih emas, ternyata tak sekedar narasi manis. Taufiq menuturkan ada darah dan perjuangan luar biasa dibalik itu, serta dukungan dari keluarga, rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantunya selama ini.

Taufik menceritakan, prestasi ini bagian dari perjalanan panjang dan penuh lika-liku yang telah ia lalui untuk mencapai puncak kariernya. Meskipun meraih prestasi di tingkat nasional, Taufiqurahman mengaku bahwa kecintaannya terhadap seni kaligrafi bukanlah hasil warisan keluarga. “Tidak ada darah seni yang mengalir dari orang tua saya, bapak saya bernama Zukri AR dan ibu bernama Zawiyah, tidak ada darah seni sama sekali,” kata dia. 

Namun, sejak masa sekolahnya di Tsanawiyah, Taufiqurahman sudah menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap seni kaligrafi. "Saat saya masih kecil, setiap kali ada MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran), bapak selalu mengajak saya untuk melihat kejuaraan khat. Ini memberikan saya motivasi yang besar dan membuat saya semakin bersemangat untuk mempelajari seni ini," ungkapnya.

BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Sambut Kafilah Sumsel dengan Apresiasi dan Janji Bonus di MTQ Nasional 2024, Mantap!

BACA JUGA:5 Besar, Bukti Pembinaan Tilawatil Quran Berhasil, Kafilah MTQ Sumsel Tiba di Palembang

Perjalanan seni kaligrafi Taufiqurahman mulai mendapatkan bentuk yang lebih serius ketika ia duduk di Madrasah Aliyah Ittifaqiyah Ogan Ilir pada tahun 2017. Di sanalah minat dan kecintaannya terhadap khat semakin mendalam. “Khat, pada dasarnya, adalah seperti membaca Al Quran, dengan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sanad, ijaiyah (huruf hijaiyah), serta riwayat atau sejarah tulisan,” ucapnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan