Rupiah Ditutup pada Level Rp15.890 per Dolar AS di Tengah Dinamika Ekonomi Global
Rupiah Ditutup pada Level Rp15.890 per Dolar AS di Tengah Dinamika Ekonomi Global-Foto: Bank Indonesia-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Bank Indonesia mencatat pergerakan signifikan dalam nilai tukar rupiah serta indikator ekonomi lainnya pada Agustus 2024.
Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengungkapkan bahwa rupiah ditutup pada level Rp15.890 per dolar AS, setelah sebelumnya dibuka pada Rp15.925 per dolar AS.
Selain itu, Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun mengalami penurunan menjadi 6,78%.
Sementara itu, indeks DXY, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, menguat ke level 103,22. Di sisi lain, Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik menjadi 3,988%.
BACA JUGA:Kinerja Penjualan Ritel Naik Signifikan, Dipicu Makanan, Minuman hingga Tembakau
BACA JUGA:Perkembangan Nilai Tukar: Rupiah Ditutup pada Level Rp16.230 per Dolar AS
Aliran modal asing juga mencatat perubahan penting. Pada minggu kedua Agustus 2024, nonresiden tercatat membeli secara neto sebesar Rp1,62 triliun.
Dengan rincian pembelian neto Rp2,24 triliun di pasar SBN, Rp0,65 triliun di pasar saham, dan penjualan neto Rp1,28 triliun di Sertifikat Bank Indonesia (SRBI).
Sepanjang 2024, berdasarkan data setelmen hingga 8 Agustus, nonresiden tercatat menjual neto sebesar Rp21,75 triliun di pasar SBN, sementara terjadi pembelian neto sebesar Rp174,51 triliun di SRBI dan Rp0,66 triliun di pasar saham.
Untuk semester II 2024, nonresiden mencatat pembelian neto di SRBI sebesar Rp44,16 triliun, di pasar SBN sebesar Rp12,20 triliun, dan di pasar saham sebesar Rp0,32 triliun.
BACA JUGA:Akhir Pekan, Rupiah Berada di Level Rp16.190 per dolar AS
BACA JUGA:Bank Indonesia Laporkan Stabilitas Rupiah di Tengah Kondisi Ekonomi Global
Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang dinamis, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal Indonesia.