Termakan Hoax, Kelompok Sayap Kanan di Inggris Bakar Hotel Tempat Menampung Imigran
RUSUH: Kelompok sayap kanan yang mengenakan topeng, demo dan membakar hotel yang menampung imigran, Holiday Inn Express, di Rotherman, Inggris, Minggu (4/8). -FOTO: NET-
*Tempat Menampung Imigran Pencari Suaka
INGGRIS, SUMATERAEKSPRES.ID - Protes anti-imigran, memanas dan meluas di Inggris. Kelompok sayap kanan, massa bertopeng membakar hotel yang menampung imigran pencari suaka, Holiday Inn Express, di Rotherman, Minggu siang, 4 Agustus 2024, waktu setempat.
Sebelumnya, ratusan orang itu sempat bentrok dengan kepolisian setempat di luar Holiday Inn Express. Perusuh melemparkan botol, kursi, potongan kayu, hingga tabung alat pemadam kebakaran ke arah pihak kepolisian South Yorkshire.
BACA JUGA:Muba Terima Insentif Fiskal Rp5,6 Miliar, Berkat Sukses Kendalikan Inflasi
BACA JUGA:Optimalkan Pendapatan Pajak Bumi Bangunan, Kejar Target Rp280 Miliar
Bahkan 1 orang polisi tak sadarkan diri, atas luka di kepalanya. Pendemo menggunakan dan mengibarkan bendera St George dan bendera serikat pekerja. Mereka berteriak, meminta imigran dikeluarkan dari hotel tersebut.
“Serangan kriminal dan kekerasan terhadap sebuah hotel yang menampung pencari suaka di Rotherham benar-benar mengerikan. Sengaja membakar gedung yang diketahui ada orang di dalamnya," kata Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, dalam keterangan resminya.
Yvette Cooper menegaskan, pemerintah mendukung penuh kepolisian South Yorkshire, untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggungjawab. Protes serupa, juga terjadi di tempat lain, Bolton, Lancaster, Weymouth dan Middlesbrough.
Perusuh di Middlesbrough, juga melemparkan batu bata, kaleng dan pot ke arah polisi. Mendorong tong sampah yang terbakar ke barisan petugas dengan perisai, meninggalkan jalan yang dipenuhi sampah berasap.
"Masyarakat diminta menghindari area tersebut," kata kepolisian Cleveland, dalam pernyataan di media sosial. Bentrokan yang pecah di beberapa wilayah Inggris itu, pecah pertama kali di Kota Sunderland, Jumat, 2 Agustus 2024.
Buntut dari pembunuhan 3 gadis muda di kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport, akhir Juli 2024 lalu. Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice Dasilva Aguiar (9). Remaja bernama Axel Rudakubana (17) dari Lancashire, menjadi terdakwa dalam pembunuhan.
Axel merupakan keturunan dari imigran Rwanda Kristen, namun sudah lahir di Inggris. Tapi kemudian tersebar klaim palsu secara online, bahwa pelaku pembunuhan itu adalah seorang pencari suaka beragama Islam yang tiba di Inggris dengan perahu.
Akibat hoax tersebut, demonstran anti-imigran dari kelompok sayap kanan, berkumpul di kota-kota besar dan kecil di seluruh Inggris. Mereka menargetkan pencari suaka hingga masjid sebagai bentuk penolakan atas imigran. Hingga terjadi pembakaran hotel tempat penampung imigran.
Perdana Menteri (PM) Inggris Sir Keir Starmer, berjanji untuk melakukan apa pun untuk membawa para pengujuk rasa brutal ke pengadilan secepat mungkin. “Jangan ragu, mereka yang telah berpartisipasi dalam kekerasan ini akan menghadapi kekuatan hukum penuh. Polisi akan melakukan penangkapan. Orang-orang akan ditahan, dakwaan akan menyusul dan hukuman akan menyusul," tegasnya.