Dorong Kesamaan Hak, PLN Berdayakan Difabel, Beri Pelatihan Batik Cap
BANTUAN: Penyerahan bantuan secara simbolis oleh Asisten Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UIP Sumbagsel kepada Ketua UMK Shiha Ali. -Foto : PLN FOR SUMEKS -
LAMPUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN, berupa pelatihan kain batik cap bagi penyandang disabilitas UMK difabel berbasis Wastra (Warisan Kain Nusantara) di Desa Sidoharjo, Tulang Bawang, Lampung, 18-20 Juli, bukti nyata PLN serius dan komitmen mendukung produktivitas, kesamaan hak, dan kesempatan. Menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi.
Ketua Kelompok UMK Batik Tulis Shiha Ali, Nasheeha mengapresiasi wujud kepedulian PLN dalam program pelatihan batik cap ini. Dirinya menjelaskan UMK ini beranggota 45 orang dan 30 orang di antaranya penyandang disabilitas.
Nasheeha menerangkan kelompok UMK Batik Tulis Shiha Ali merupakan salah satu UMK berbasis wastra (kain nusantara) yang berfokus pada pembuatan batik tulis khas Lampung. “Sebagian besar pengrajin batik tulis Shiha Ali adalah penyandang disabilitas yang mandiri. Meski memiliki keterbatasan, kain batik yang dihasilkan telah banyak diminati pasar lokal,” terang Nasheeha.
Dirinya bersyukur kini motif kain batik Shiha Ali semakin variatif. Rata-rata hasil produksi per orang menghasilkan 16 potong kain batik per hari. "Ini tentu jauh berbeda sebelum mendapat pelatihan dari PLN, rata-rata kuantitas produksi per orang hanya mampu menghasilkan 1 potong kain saja," tambahnya.
BACA JUGA:PLN Berhasil Kumpulkan Sampah 302 Ton, Lewat Program Green Employee Involvement
Kelompok UMK Batik Shiha Ali kini melayani permintaan jumlah besar, seperti pembuatan seragam perusahaan bila ada pesanan. Ketua Desa Mandiri Budaya Kelurahan Panggungharjo sekaligus Dosen Tenaga Pengajar Luar Biasa (TPLB) Diploma IV Batik da Fashion Jurusan Kriya Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Nurohmad SSn hadir menjadi narasumber.
Ia bagikan ilmu dan pengalamannya sekaligus praktik langsung pembuatan batik cap. "Seluruh anggota UMK praktik langsung membuat batik cap. Hal paling mendasar tentunya pembuatan motif dan cairan malam hingga proses pengecapan dan pewarnaan pada kain batik," ucap Nurohmad.
General Manager PLN UIP Sumbagsel, Wahidin menyampaikan penyandang disabilitas adalah kelompok yang dapat menjadi mesin penggerak produktif secara ekonomi apabila diberikan kesempatan yang sama dan ruang ekspresi yang luas. Wahidin mengatakan, pelatihan ini langkah serius PLN mengembangkan potensi UMK berbasis wastra kelompok difabel untuk meningkatkan kreativitas pengrajin disabilitas sehingga UMKM naik kelas.
"Harapan kami kreativitas pengrajin UMK Shiha Ali meningkat dan kegiatan ini terus berlanjut dengan adanya lanjutan program bantuan alat produksi, pelatihan batik malam dingin, pelatihan pemasaran dan desain produk. Sehingga ke depan produksinya bertambah dan naik kelas agar mampu bersaing hingga kancah Internasional," pungkas Wahidin.