https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Gamol, Pinjol Dan Judol Perusak Sendi-Sendi Kehidupan

Dr H Syarif Husain SAg MSi, Dosen/Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Palembang-FOTO: IST-

SUMATERAEKSPRES.ID - Melihat dan menyaksikan berita-berita viral (trending topic) tentang munculnya suatu penyakit masyarakat, bahkan mewabah, mulai kalangan atas (pejabat), menengah dan masyarakat kelas bawah. 

Penyakit masyarakat ini telah merusak sendi-sendi kehidupan keluarga dan masyarakat, merusak harmoni keluarga yang telah mereka bina sekian tahun lamanya. Penyakit masyarakat yang telah merusak anak-anak ini bernama game online, lalu kaum ibu-ibu dan emak-emak juga dirusak oleh pinjaman online, sedangkan bapak-bapaknya dirusak moral dan mentalnya oleh judi online. 

Perihal penyakit masyarakat ini sudah merebak, menyebar sampai ke desa-desa yang jauh dipelosok. Kita yakin dampak negatifnya lebih dahsat sekalipun dibandingkan dengan virus corona. Karena virus corona hanya menjangkit fisik jasmani, sedangkan game online, pinjaman on line dan judi online, merusak fisik dan rohani bahkan ancaman neraka sudah menunggu apabila perbuatan judi itu dilakukan dan mati sebelum bertaubat.

Terdapat dampak positif dari permainan game online, misalnya game-game yang mengandung unsur pendidikan, pembelajaran, kursus-kursus. Semestinya yang seperti inilah yang harus diakses oleh anak-anak kita dan remaja seusia sekolah lainnya.

BACA JUGA:Asian Values di Tengah Pilkada dan Implikasinya pada Demokrasi Lokal

BACA JUGA:Memarketing’ Kemudahan Berusaha, Mendulang Investasi

Jangan sampai terjadi kebalikannya, justeru game-game yang mengandung unsur kekerasan yang selalu diakses oleh anak-anak kita, dan inilah yang membahayakan generasi muda kita kedepan. 

Kita perhatikan pesan Ali bin Abi Thalib kepada putera kesayangan beliau Hasan dan Husain:ََ Wahai anakku sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam. Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam dalam gemerlap lautan dunia ini.

Apabila kita cermati, perilaku anak-anak seusia sekolah dan remaja seusianya, pada saat-saat yang semestinya ia belajar menuntut ilmu untuk bekal mereka pada masa-masa depan mereka, justeru mereka habiskan untuk bermain game online, di tempat-tempat rental. Bahkan mereka lakukan langsung gadget atau HP mereka masing-masing.

Dampaknya bagi kejiwaan mereka adalah hilangnya mood, yakni hilangnya suasana hati. Suasana hati yang tenang menjadi hilang berubah menjadi gelisah, galau, cemas dan ingin menungtaskan permainan gamenya.

BACA JUGA:Seluruh Kepsek Dan Guru Wajib Tau, Pajak Atas Dana Bos

BACA JUGA:Makna Hijrah Secara Filosofis dan Psikologis

Lalu menjadi boros dan tidak sedikit mereka menggunakan uang jajannya digunakan untuk bermain game online, mereka boros dan bolos tidak sampai ke sekolah namun berlama-lama berada di tempat rental game online. 

Bahkan saking ketagihan dan boros, banyak anak-anak seusia sekolah melakukan tindak kriminal melakukan pencurian, begal dan tindakan criminal lainnya. Bahkan bagi yang sudah kecanduan game online, ia akan kehilangan daya konsenterasinya, karena sudah tergantikan dengan game online.

Tag
Share