BPBD Sumsel Minta 8 Helikopter, Antisipasi Karhutla, 12 Daerah Kategori Rawan
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Seiring menaikkan status menjadi siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), berbagai persiapan mulai dilakukan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel pun mengajukan permohonan bantuan 8 helikopter ke BNPB pusat.
BACA JUGA:Karhutla Perdana Seluas 1 Hektare, Dekat Tol Palindra, Penyebab Diselidiki
"Permohonan 8 helikopter masih dalam proses ke BNPB RI," kata Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana SSTP melalui Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman.
Perlunya dukungan 8 helikopter itu karena di Sumsel ada banyak daerah rawan karhutla. Berdasarkan data tahun lalu (2023) ada 12 kabupaten yang termasuk rawan.
Saat ini, sudah 3 daerah yang telah menetapkan status siaga darurat karhutla. Yakni Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Karena sudah 3 daerah berstatus siaga darurat, maka Pemprov Sumsel pun menaikkan status saat ini menjadi siaga darurat karhutla juga. Terhitung 15 Juni hingga 30 November 2024. Total sekitar 5,5 bulan.
Sedangkan 9 daerah lain yang rawan karhutla masih proses menaikkan statusnya, yaitu Ogan Ilir, Muara Enim, PALI, OKU, OKUT, OKUS, Mura, Muratara, dan Lahat. “Karena banyaknya daerah rawan karhutla itu, makanya kita minta 8 helikopter,” jelas Sudirman.
Saat ini, BNPB sedang melakukan pendataan untuk penempatan helikopter. Mengingat, ancaman karhutla tidak hanya terjadi di Sumsel, tapi juga beberapa wilayah Sumatera lainnya, juga di Kalimantan provinsi lain.
"Kita harapkan secepatnya ada bantuan dari BNPB untuk peralatan guna mengantispasi karhutla," jelasnya.
Nantinya, dari 8 helikopter itu, 2 unit khusus untuk patroli. Melakukan pencegahan dan memetakan titik-titik terjadinya karhutla. Sedangkan 6 helikopter lainnya untuk water bombing pada areal karhutla.
Selama lima bulan di tahun ini (2024), sudah ada 184,1 hektare lahan yang terbakar di wilayah Sumsel. Sebarannya di lima kabupaten. Di Muara Enim 3,9 hektare, Muba 41,5 hektare, Muratara 13,3 hektare, OKI 113, 9 hektare, dan PALI sekitar 10,4 hektare. Dari 184,1 hektare itu, ada 106,4 hektare gambut yang terbakar. Sisanya kebakaran di lahan mineral.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis, mengatakan, curah hujan diprediksi akan terus mengalami penurunan di sebagian besar wilayah Sumsel hingga akhir Juni 2024 ini.