https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Walang Sangit Sawah, Predator Alami Bantu Pencegahan

SERANGAN: Junaidi SP, petugas PPEP POPT saat melakukan monitoring tanaman padi di Desa Kandis I, Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir mendapat serangan hama walang sangit atau Leptocorisa oratorium. FOTO: ANDIKA/SUMEKS--

INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Walang sangit (Leptocorisa oratorius) adalah serangga pengganggu atau hama yang sering merusak tanaman padi. Hama ini memiliki bau yang khas dan sangat menyengat, sehingga disebut walang sangit. 

Petugas pendamping peningkatan ekonomi pertanian - pengendali organisme pengganggu tumbuhan (PPEP- POPT), Junaidi, S.P melaksanakan monitoring dampak serangan organisme pengganggu tumbuh (OPT) padi. 

BACA JUGA:Rekomendasikan Perangkap Walang Sangit

BACA JUGA:Turunkan Hasil hingga 80 Persen, Diserang Walang Sangit

"Kami melakukan monitoring pada hamparan padi seluas 15 Ha dengan varietas IR 42 berumur 48-70 Hst. Tepatnya di Desa Kandis I Kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir. Telah ditemukan OPT Walang Sangit dengan luas serangan 0,5 Ha dan intensitas serangan ringan," ujar Junaidi. 

Serangga ini menyerang tanaman padi dengan cara mengisap cairan pada tangkai bunga serta bulir padi pada fase pengisian bulir dan pemasakan bulir. Akibatnya, pengisian bulir padi tidak sempurna, bahkan seringkali menyebabkan bulir padi menjadi hampa.

Ciri-ciri padi terserang walang sangit terutama saat tanaman baru berbunga. Walang sangit dapat menyebabkan bulir padi menjadi hampa. Pada fase susu atau setelahnya, isi bulir padi tidak penuh dan terjadi grain discoloration (perubahan warna pada bulir padi).

"Serangan walang sangit ini juga menyebabkan hasil panen dan kualitas beras menurun," ungkapnya. 

Meskipun begitu, varietas padi tahan wereng dan walang sangit belum ada. Oleh karena itu, pengendalian kultur teknis lebih menekankan pada sisi preventif, sanitasi, dan kuratif. 

"Salah satu alternatif pengendalian OPT Walang Sangit adalah dengan menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH) Beauveria bassiana," jelas Junaidi. 

Merupakan salah satu cendawan entomopatogen yang sering dimanfaatkan sebagai APH dalam mengendalikan serangga hama pada tanaman budidaya. Cendawan ini menyerang kulit serangga hingga terinfeksi membentuk lapisan putih pada serangga hama dan mengakibatkan kematian.

Pencegahan hayati juga dapat dilakukan dengan cara penggunaan musuh alami walang sangit. Seperti parasitoid atau predator yang memangsa walang sangit. "Seperti yang kami temukan di sekitar lahan, musuh alami yang ditemukan adalah Coccinellidae, laba-laba dan capung," terangnya. 

Namun, jika beberapa cara telah dilakukan dan intensitas meningkat. Bila perlu, lakukan pengendalian menggunakan insektisida berbahan aktif BPMC.

BACA JUGA:Ini yang Harus Dilakukan Mengantipasi Serangan Walang Sangit

Tag
Share