Ada Apa Ya? Kok Sejumlah Cabor Malah Pertanyakan Tes Fisik dan Kesehatan Atlet Sumsel yang Digelar KONI Sumsel
Beberapa cabor pertanyakan tes fisik dan kesehatan yang digelar KONI Sumsel. Foto: novis/sumateraekspres.id--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sekretaris Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sumatera Selatan, Drs. Zulfaini M Ropi, MM, angkat bicara terkait tes fisik dan tes kesehatan atlet Sumsel yang digelar KONI Sumsel.
Dia tidak sendiri, tapi juga bersama beberapa perwakilan Pengurus Provinsi Cabang Olahraga (Pengprov Cabor).
Mereka menyoroti biaya penyelenggaraan Tes Kesehatan dan Tes Fisik yang sebelumnya menjadi tanggung jawab Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan, kini dialihkan kepada Pengprov Cabor.
"Kami telah mengalokasikan dana yang cukup besar untuk melatih, membina, dan mendukung atlet-atlet kami hingga berhasil lolos Pra PON,"ujar Zulfaini saat press conference di kantor FKPPI di jalan Supeno, Jumat, 16 Februari 2024 malam.
BACA JUGA:Fokus Kerja, KONI Sumsel Bakal Gulirkan 13 Event Skala Nasional dan Internasional, Apa Saja?
Dia.menegaskan, bahwa kini KONI Sumsel mengalihkan tanggung jawab tes kesehatan dan fisik kepada Pengprov Cabor.
Lanjutnya, kondisi ini menimbulkan beban tersendiri, terutama bagi atlet yang berasal dari luar daerah.
Biaya transportasi dan akomodasi menjadi perhatian utama, mengingat beberapa atlet bahkan telah menjalani training camp di luar provinsi dan bahkan di luar negeri.
"Seharusnya seluruh biaya untuk tes fisik dan kesehatan, menjadi tanggung jawab KONI Sumsel,"lanjutnya.
BACA JUGA:Menimbang Pilihan, Memulai Karier atau Lanjut Sekolah Setelah Lulus?
BACA JUGA:Loker Terbaru, RPX One Stop Logistics Ajak Kalian untuk Bergabung, Ini Kriteria yang Dibutuhkan!
Kritik juga dialamatkan terhadap biaya tes kesehatan yang mencapai Rp400-600 ribu per orang di salah satu rumah sakit swasta di Palembang.
Padahal, lanjutnya, KONI Sumsel memiliki dukungan dari Perhimpunan Pembinaan Kesehatan Olahraga Indonesia (PP KORI) Sumsel, yang memiliki sumber daya medis dan fasilitas yang memadai.
"Harusnya PP KORI bisa diajak kerjasama karena juga anggota KONI,"tukasnya.
Sementara itu, Lidayanto, Ketua Umum PSAWI Sumatera Selatan, menyerukan agar KONI Sumsel meninjau kembali kebijakan terkait biaya tes kesehatan dan fisik.
BACA JUGA:Ada Apa? Rekomendasikan Pemilu di Kuala Lumpur Diulang. Ini Penjelasan Bawaslu
BACA JUGA:Olahraga Memainkan Peran Penting Dalam Membentuk Identitas Budaya. Ini Penjelasannya!
Dia menyoroti fakta bahwa meskipun panitia menerima honorarium, atlet justru harus membiayai sendiri tes tersebut.
"Padahal justru atletlah yang menjadi ujung tombak prestasi olahraga Sumsel. Malah semestinya harus diberi uang saku,"tukasnya.
Beberapa cabor pertanyakan tes fisik dan kesehatan yang digelar KONI Sumsel. Foto: novis/sumateraekspres.id--
Di sisi lain, advokat dan penggiat olahraga, Tito Dalkuci, SH, MH, mengingatkan KONI Sumsel bahwa keputusan terkait personalia KONI Sumsel untuk periode 2023-2027 sedang dalam proses gugatan.
Dia menyarankan penundaan atau peninjauan ulang terhadap kegiatan yang terkait.
BACA JUGA:Menimbang Pilihan, Memulai Karier atau Lanjut Sekolah Setelah Lulus?
BACA JUGA:Kamu Suka Membaca Buku? Ini Manfaatnya.
Muhammad Asrul Indrawan, Ketua Umum Pengprov Wushu Indonesia Sumsel, menambahkan bahwa saat ini KONI Sumsel tengah berhadapan dengan proses hukum di Pengadilan Negeri Palembang.
Ini mengakibatkan permintaan untuk membebaskan keputusan terkait personalia KONI Sumsel masa bakti 2023-2027 dan menangguhkan kegiatan lainnya sampai ada keputusan resmi dari pengadilan.
"Dalam konteks ini, kami mengusulkan agar Dispora Sumsel mengambil alih penyelenggaraan Tes Kesehatan dan Tes Fisik,"ujar Asrul.
"Serta mempertimbangkan kebijakan Pembinaan Olahraga di Sumsel sambil menunggu hasil gugatan di Pengadilan Negeri Palembang," tukas Asrul.
(Novis)