Terletak di Sumatera Selatan, Daerah ini Produksi Emas Hitam 20 Ribu Barel Dalam Sehari
Talang Akar Pendopo PALI Dimasa Kejayaan Produksi Emas Hitam 20 Ribu Barel per Hari-Foto: Net-
SUMATERAEKSPRES.ID - Sumatera Selatan, sebuah lumbung energi dengan sumber daya alam berlimpah, terutama minyak, pernah mengalami masa kejayaan gemilang.
Di kecamatan Talang Akar Pendopo, yang kini menjadi bagian dari kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), nama ini dulu bergaung di panggung internasional. Di sinilah puluhan juta barel minyak mentah pernah diproduksi. Sebuah daerah kecil dengan sejarah yang besar.
Dulu, Talang Akar bukan sekadar nama, tapi sebuah pusat kegiatan yang ramai. Dikenal sebagai pusat ibu kota kecamatan yang hidup dan bersemangat.
Bahkan pada masa kolonial Belanda, Talang Akar menjadi tempat kediaman banyak orang. Kehidupan di sana begitu berkembang, dengan gedung-gedung perkantoran mewah, bioskop, dan rumah sakit terbesar di Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Eksplorasi Varian Mangga: Yuk, Intip dan Coba 5 Jenis Mangga yang Memikat Rasa! Mana Paling Enak?
BACA JUGA:Ini Tes Paling Menantang dalam Seleksi LPDP, Tapi Bisa Kamu Skip!
Namun, seperti halnya riwayat banyak tempat, kegemilangan Talang Akar pun berakhir. Nama itu perlahan tenggelam dan terlupakan. Tetapi, kisahnya masih hidup, terpatri dalam sejarah.
Sumateraekspres.id mengajak kita untuk melihat kembali asal-usul Talang Akar Pendopo. Dongeng tentang "emas hitam" Talang Akar telah mencapai penjuru dunia. Tidak bisa disangkal, kata "MINYAK" telah membawa nama desa terpencil di pedalaman Sumatra Selatan ini ke ranah internasional.
Semua bermula sekitar tahun 1912, ketika sebuah penemuan minyak secara tidak sengaja mengubah segalanya.
Seorang juru bor, tanpa sengaja, menembus lapisan batuan yang tak terduga saat melakukan pekerjaannya.
BACA JUGA:Ini Hal yang Paling Sering Jadi Penyebab Gagalnya Seleksi Administrasi Beasiswa LPDP
BACA JUGA:5 Pemilu Paling Aneh dan Unik di Dunia, Nomor 4 Bikin Geleng-geleng Kepala
Lapisan itu kemudian terbukti mengandung minyak dalam jumlah besar, membuka pintu bagi eksploitasi sumber daya alam yang melimpah.
Pada tahun 1926, pipa sepanjang 130 km dipasang dari Talang Akar menuju Sungai Gerong, sebagai bagian dari pembangunan kilang minyak. Sejak itu, Talang Akar menjadi pusat kegiatan ekstraksi minyak yang penting.