https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Momen Beribadah dan Silaturahmi, Imlek, Kesempatan Kumpul Semua Anggota Keluarga

BERIBADAH Warga Tionghoa mendatangi Kelenteng Dewi Kwan Im di kawasan 10 Ulu untuk beribadah, tadi malam (9/2), jelang hari H Imlek yang jatuh hari ini.-foto : budiman/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kemeriahan jelang perayaan Imlek sudah terlihat tadi malam. Semua kelenteng dan wihara ramai. Warga Tionghoa datang bersama keluarga masing-masing untuk beribadah. Itu bagian dari tradisi yang dijalankan turun temurun.

“Tradisinya, malam jelang Imlek, semua anggota keluarga berkumpul di rumah untuk makan malam bersama. Setelah itu, sama-sama ke kelenteng atau wihara,” ungkap Ketua Walubi Sumsel, Tjik Harun SH.

Sebelumnya, siang kemarin, telah lebih dulu dilakukan  sembahyang kepada leluhur di rumah. Kata Tjik Harun, saat Imlek ini, semua anggota keluarga kumpul. “Jadi yang merantau, wajib pulang karena ini momennya hanya setahun sekali,”  ucapnya..

Momen makan malam sebelum ibadah ke kelenteng atau wihara jadi ajang untuk menceritakan banyak hal dalam keluarga.  “Ini momen setahun sekali, saat semua berkumpul di rumah orang tua,” tuturnya.

Adapun untuk tema besar Imlek 2024 (Imlek 2575 Kongzili) lebih kepada ibadah dan silaturahmi.   “Walau tidak open house tapi setiap tahun ada teman dan saudara yang datang silaturahmi ke rumah,” jelasnya.

BACA JUGA:Momen Imlek, Tips Saat Ingin Membeli Mobil Toyota

BACA JUGA:Selain Melambangkan Panjang Umur, Makan Siu Mie di Tahun Baru Imlek Bisa Bikin Rejeki Tidak Terputus, Apa Iya?

Tjik Harun menambahkan, selayaknya warga Tionghoa lain, dia dan keluarga juga menyempatkan bersilaturahmi ke rumah orang tua. Terkait persiapan di kelenteng, semua pengurus sudah mempersiapkan momen ini jauh hari. Termasuk di kelenteng Dewi Kwan Im di 10 Ulu.  

"Untuk mempercantik Kelenteng Dewi Kwan Im menyambut Imlek, ribuan lampion dan ornamen khas Imlek sudah kita pasang,” bebernya.  Pada 22 Februari, barulah digelar perayaan Capgomeh. Dijelaskan Tjik Harun, Capgomeh merupakan perayaan penutup Imlek.

“Persiapan sudah dilakukan di Pulau Kemaro. Kita pasang ribuan lampion dan kelengkapan lainnya,” tandas dia. Tokoh masyarakat Tionghoa Sumsel, Hindra Lili menambahkan, dia juga memilih kumpul keluarga di rumah. 

"Paling kegiatan saya, tidak lain itu berdoa dan sembahyang di wihara dengan keluarga. Selanjutnya pulang dan makan malam bersama. Kalau untuk ornamen Imlek, pasti ada walaupun tidak banyak. Ini hanya sebagai tanda untuk memeriahkan Imlek saja," jelasnya. 

BACA JUGA:Larangan Tradisi Menyapu Rumah dan Buang Sampah Saat Menyambut Imlek, Mengapa?

BACA JUGA:Melambangkan Kekayaan, Ini 5 Macam Jeruk yang Selalu Ada Saat Imlek, Yuk Kepoin!

Sementara, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumsel, Kurmin Halim SH mengatakan, untuk Imlek tahun ini tidak ada persiapan khusus. Dia tidak menggelar open house karena ingin fokus kumpul bersama keluarga. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan