Mengenal Lebih Dekat Asmiar Wana, Owner UMKM Fayyaza Handmade Belajar dari Website/Blog Crafters Luar Negeri

HANDMADE : Asmiar Wana Yana (36) menunjukkan produk handmade tas dan dompet. Produk ini dipasarkan dengan brand Fayyaza Handmade. FOTO : AGUSTINA/SUMEKS--

SUMATERAEKSPRES.ID - Asmiar Wana Yana (36) merupakan sosok wanita kreatif. Lewat tangan kreatifnya, ia menghasilkan berbagai produk tas, dompet, ataupun dompet tas yang dipasarkan dengan brand Fayyaza Handmade. Seperti apa ceritanya. 

Saat mengawali usahanya Asmiar melakukannya proses demi proses. Dimulai sejak tahun 2013, saat resign dari pekerjaan setelah menikah.

BACA JUGA:Produk Handmade Go Global, Upah Sistem Borongan

BACA JUGA:Salurkan Kredit UMKM Rp3, 3 Triliun, Beri Pendampingan dan Pelatihan Pelaku UMKM

"Saat itu terpikir untuk belajar menjahit. Barulah tahun 2014 tertarik belajar menjahit tas dan dompet, belajar dari nol dengan rujukan website/blog crafters luar negeri saat itu," tuturnya, kemarin. 

Lalu pada tahun 2015 ia menemukan grup tas handmade berbahan kain di Facebook (FB). Dari grup itu ia banyak belajar mengenai bahan tas, pelapis yang bisa digunakan, pola dan tutorial gratis maupun berbayar.

"Selanjutnya tahun 2016 saya mulai memproduksi tas dan dompet skala kecil. Saya pasarkan melalui WhatsApp dan yang beli teman-teman sesama alumni sekolah," ujarnya. 

Namun wanita kelahiran Muba, 1 Maret 1987 itu sempat berhenti memproduksi tas-tas handmade karena fokus merawat anak-anak yang masih balita.

"Akhirnya setelah sekian lama, pada akhir Desember 2021 saya mulai lagi fokus memproduksi tas handmade dan menetapkan merek Fayyaza Handmade," jelasnya.

Awalnya Asmira hanya memproduksi 5-10 buah tas dan dompet. Namun sekarang produksinya sudah lebih banyak hingga 10-40 tas dan 20-100 dompet kecil atau suvenir per bulan.

"Awal mula produksi ini hanya dikerjakan 1 orang, sekarang kami memiliki 2 karyawan tambahan," katanya. 

Produk Fayyaza Handmade ini fokus memakai bahan utama kain jumputan, tenun blongket, songket dan bahan lain khas daerah Sumatera Selatan.

Terkadang memakai bahan ecoprint atau tenun daerah lain sesuai permintaan pelanggan. "Di Fayyaza Handmade setiap motif diproduksi dengan sangat terbatas, hanya berkisar 5-10 buah per motif setiap model tasnya," tegasnya.

Proses pembuatan tas handmade dimulai dengan menempelkan bahan pengeras dengan cara disetrika ke kain. Lalu dipotong sesuai pola tas yang akan dibuat, selanjutnya kain yang sudah disetrika dilapisi lagi bahan pelapis busa, dijahit hingga menjadi sebuah tas. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan