Produk Handmade Go Global, Upah Sistem Borongan

*Melihat Usaha Produksi Kain Tenun Jumputan di Sentra Tenun Tuan Kentang

Tak hanya kain songket, Palembang juga mempunya banyak kain khas lain, seperti jumputan dan blongket. Kain itu salah satunya dikreasikan oleh KC Haris Jaya di kawasan kawasan Sentra Tenun Tuan Kentang. Seperti apa?

SUDAH sekitar lima jam, Herman (60) menenun kain blongket dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) di rumah produksi kain tenun dan jumputan KC Haris Jaya, Sabtu (11/2). Dia begitu sabar menggerakkan sisir, mengatur kerapatan benang lungsi, menyesuaikan halus kasar kain yang dibuat. Profesi ini sudah menjadi pekerjaannya sejak semasa muda sebagai mata pencaharian satu-satunya.

“Sedari kecil saya tinggal di sini. Jadi belajar menenun dengan orang-orang terdahulu. Mayoritas warga Tuan Kentang profesinya perajin atau menjual kain tenun dan jumputan khas Palembang,” kata warga Jl Aiptu A Wahab, Kelurahan Tuan Kentang, Seberang Ulu (SU) 1 Palembang ini.

Semula Herman hanya menerima upahan (pekerja lepas), tetapi 5 tahun terakhir menjadi karyawan UMKM KC Haris Jaya dengan sistem gaji borongan. “Cuma inilah pekerjaan saya. Kalau mau produksi kain tenun sendiri, modalnya besar. Mesin tenunnya mahal, belum bahan baku benang, kain, dan pewarna hingga pemasarannya mau kemana,” ujarnya. Akhirnya dia memilih bekerja saja, lebih kurang 8 jam sehari, dari jam 7 pagi hingga 4 sore. Kerjanya pun harus semangat, supaya dapat hasil tenun dan gaji yang banyak.

“Karyawan mengatur waktunya sendiri, tidak kerja ya tidak dapat uang. Kan kami digaji borongan, mau dibayar harian atau mingguan tinggal pilih. Saya sehari minimal menenun 2 meter kain, upahnya Rp50 ribu per meter untuk menafkahi keluarga,” sebut Herman.

Di Sentra Tenun Tuan Kentang, Herman memang tak sendiri gantungkan hidup dari memproduksi kain tenun dan jumputan, tetapi ada ratusan orang berprofesi sama. Tak heran jika keberadaan UMKM lokal di sana punya peran vital bagi perekonomian masyarakat sekitar. “Di kawasan ini ada sekitar 50 pemilik industri tenun dengan ratusan karyawan dan perajin,” ujar pemilik KC Haris Jaya, Ahmad Habibi. Usahanya sendiri mempekerjakan 10 karyawan tetap ditambah 30 tenaga lepas (frelance) warga sekitar.

  “Usaha ini warisan orang tua yang didirikan tahun 1972. Saya generasi kedua yang meneruskannya mulai 2010,” terangnya. Saat ini usahanya memproduksi kain jumputan dan 3 jenis kain tenun Palembang, yakni tajung, blongsong, dan blongket. Bedanya dari proses produksi dan motif saja, tapi semuanya motif Palembang.

Seperti motif kain tenun ada bebek setaman, gajah mada, ubur-ubur, limar cantik manis, mawar setangkai. Lalu jumputan ada titik tujuh, kembang janur, bintik lima, bintik sembilan, gelombang, pola. Sebulan pihaknya bisa produksi 200-300 lembar kain tajung, 300-400 lembar kain jumputan, dan blongsong, blongket sekitar 100 potong (kain selendang/stel).

Dikatakan, kain tenun ini merupakan produk handmade jadi kuantitas produksi tidak terlalu banyak. “Biasanya karyawan mengerjakan finishing seperti menenun, sementara frelance mengerjakan proses pemintalan, penggulungan benang, pelimaran, dan lainnya,” sebutnya. Gaji karyawan sistem borongan tergantung pekerjaan, misalnya menenun kain Rp70 ribu, dibayar per 10 meter per Minggu. Atau upahan pemintalan Rp100 ribu, yang mahal pelimaran hingga Rp250 ribu per meter.

Dalam pemasaran, pihaknya menjual di gallery dan lewat agen-agen atau toko yang berada di kawasan Tangga Buntung, Ilir Barat Permai, Pasar 16 Ilir, serta memenuhi pesanan reseller di Jakarta dan Bali. Tapi selain penjualan offline, yang sangat membantu di masa pandemi ini penjualan online, khususnya via e-commerce.

“Sekarang penjualan online-offline sudah 50:50. Pembeli produk kita tak hanya orang-orang di seluruh Indonesia, juga mancanegara. Produk jadi go ekspor, go global. Ada yang beli dari Malaysia dan Brunei Darussalam,” bebernya. Saat ini produk kain tenun dan jumputan dijual Rp150 ribu-Rp2,5 juta per lembar/stel, termahal dari benang atau kain sutra. (fad) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan