https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kesaksian Perjalanan Karir Almarhum Kyai Amiruddin Nahrawi, Berawal Jualan Cincin hingga Pimpin PWNU Sumsel

Kms Khoirul Mukhlis saat terakhir kali bertemu alm KH Amiruddin Nahrawi beberapa waktu lalu.-Foto: Ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Banyak kenangan dan pengalaman yang dirasakan para sahabat, kolega dan handai taulan almarhum KH Drs Amiruddin Nahrawi,M.Pd.I.

Salah satunya seperti yang diceritakan oleh Kms Khoirul Mukhlis, seorang kader NU Sumsel yang mengenal sejak awal Cak Amir menginjakkan kaki di Kota Pempek. berikut kisahnya. 

Lupa persis, tetapi sekitar 1993-1995. Almukarrom (Alm) KHA Malik Tadjuddin dalam sebuah kesempatan saat selesai memberikan cawisan memanggil saya dan beliau mengatakan, "Mukhlis, cari di Tengkuruk itu namonyo Amiruddin, dio jualan cincin kaki limo. Amiruddin ini baru pindah dan dio wong NU," Ujarnya. 

Karena ini saya anggap perintah istimewa, keesokan harinya saya ke kawasan Tengkuruk dan sesuai dengan ciri yang diberikan kyai akhirnya saya ketemu dengan yang disebut Amiruddin tadi.

BACA JUGA:Innalilahi, Ketua PWNU Sumsel Cak Amir Berpulang, Ini Peran Pentingnya dalam Pembangunan Sumsel

BACA JUGA:Tabrakan Beruntun di Tanjakan, Satu Nyawa Melayang di Lubuklinggau

Pedagang kaki lima saat itu sedang ramai2nya, beliau duduk di emperan sebuah toko dengan bangku kecil dan tas merk presiden yang berisikan batu akik untuk dijual.

Tak perlu waktu lama, mungkin karena merasa sama2 NU jadi komunikasi langsung nyambung. Saya waktu itu Wakil Ketua PAC GP Ansor.

Pertemuan terus berlanjut. Saya sering ke rumah beliau (Cak Amir) begitu sebaliknya.

Juga saya ikut "promosikan" beliau untuk mengisi khutbah maupun berceramah dalam berbagai momentum di masyarakat.

BACA JUGA:Wow, Inilah 5 Hotel Termahal di Dunia, Ada yang Tembus Rp 2,3 M Permalam, Cocok Buat Sultan Tajir Melintir

BACA JUGA:Inilah 5 Rekomendasi Destinasi Imlek 2024, Salah Satunya di Palembang

Dari awal beliau sudah memiliki karakter dengan lelucon yang menjadi ciri khas sembari mengutip berbagai kitab kuning.

Dekade itu NU terbilang tak seaktif saat ini. Akhirnya beliau ditunjuk sebagai Ketua MWC NU Seberang Ulu I dan ayah saya Kemas Muchtar Ali (alm) sebagai sekretaris.

Tag
Share