Kantor Walikota Palembang Bangunan Bersejarah Yang Dahulu Disebut Kantor Ledeng

 SUMATERAEKSPRES.ID-Bangunan ini berdiri pada tahun 1928 yang dulunya dikenal dengan sebutan Water Tower (Menara Air) atau disebut masyarakat Palembang sebagai Kantor Ledeng.

Pada Zaman Jepang pada tahun (1942 - 1945) Balai Kota (Kantor Menara Air) dijadikan Kantor Syuco-kan (Kantor Residen) dan terus dimanfaatkan sebagai balaikota sampai dengan tahun 1956.Bangunan Kantor Walikota Palembang sejak awal telah digunakan sebagai pusat pemerintahan Gemeente Palembang.

Kantor Wali Kota Palembang, kadang disebut Kantor Ledeng, adalah bangunan bersejarah di Palembang. Bangunan ini awalnya merupakan menara air Belanda yang dilengkapi kantor di lantai bawahnya. Bangunan ini kemudian dijadikan kantor residen oleh Kekaisaran Jepang.

Pembangunan Menara Air, yaitu instalasi pengolahan air bersih pada masa Walikota Palembang dijabat Ir. R.C.A.F.J. Le Cocq d'rmandville dapat dikatakan sungguh luar biasa.

BACA JUGA:Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Salah Satu Objek Wisata Budaya Kota Palembang

BACA JUGA:Jembatan Ampera Menjadi Ikon Kota Palembang

Sejarah pembangunan Gedung Wali Kota ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1929 hingga 1930, pada masa pemerintahan Hindia Belanda di bawah kepemimpinan Wali Kota Palembang, J Le Cocq de Armand d'ville. Pembangunan gedung ini dikabarkan menghabiskan biaya sebanyak satu ton emas.

Kantor Wali Kota Palembang atau Balai Kota Palembang berdiri kokoh di Jalan Merdeka No. 2 Kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Ilir Barat, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

Bangunan yang menjadi ikon kota Palembang ini ternyata memiliki sejarah awalnya sebagai penampungan air bersih, sebelum kemudian menjadi Kantor Wali Kota Palembang seperti yang kita kenal saat ini.

Sebagai salah satu peninggalan masa kolonial, bangunan ini memiliki arsitektur yang khas seperti pada banyak bangunan peninggalan zaman penjajahan di Nusantara.

Namun, hal yang mungkin belum diketahui banyak orang adalah bahwa gedung ini pada awalnya berfungsi sebagai Watertoren atau penampungan air bersih.

Gedung ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. S. Snuijf yang saat itu tinggal di Kota Surabaya.

BACA JUGA:Objek Wisata Kawah Tekurep Sebagai Tempat Pemakaman Raja Pertama Palembang dan Keturunan

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Sejarah Bukit Siguntang

Memiliki fungsi asli sebagai penampungan air bersih menjadikan gedung ini penting bagi penduduk kota, terutama para orang-orang Belanda yang tinggal di sekitarnya.

Ketinggian Gedung yang mencapai 35 meter dengan kapasitas menampung air sebanyak 12.000 m³, menjadi bukti nyata keandalan arsitektur dan fungsinya pada zaman itu.

Gaya arsitektur bangunan ini dikenal dengan nama de stijl yang memiliki ciri khas bentuk kubus dengan atap datar.

Tampak depan gedung ini menampilkan enam pilar kokoh, serta dinding batu alam andesit yang memberikan keindahan tersendiri.

BACA JUGA:Wow, Ini Dia 7 Fakta Menarik Sejarah Kantor Wali Kota Palembang, Nomor 6 Bikin Melongo

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan