Kisah Dulmuluk dan Teater Anak Negeri, Diyakini Lahir di Kampung Tanggotakat Palembang

Penampilan Kesenian Dulmuluk oleh sanggar Harapan Jaya di Lrg Taman Bacaan, Tanggotakat, Minggu (21/1) Malam. -Foto: Ibnu Holdun/Sumateraekspres.id-

SUMATERAEKSPRES.ID - Dulmuluk, sebutan ini sudah tidak asing ditelinga masyarakat kota Palembang. Dulmuluk itu sendiri merupakan seni Teater tradisional Sumatera Selatan yang lahir di Kota Palembang.

Awal mula terbentuknya teater ini adalah berupa pembacaan syair oleh Wan Bakar yang membacakan tentang syair Abdul Muluk disekitar rumahnya di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854. Wah cukup lama bukan.

Kesenian ini sendiri perlu dilestarikan. Tidaklah bijak jika kita membiarkan saja kesenian warisan anak negeri pupus dimakan zaman.

Beruntung masih banyak generasi muda yang melestarikan seni budaya peninggalan adat budaya.

BACA JUGA:Dul Kancil: Kolaborasi Teater Bangsawan dan Modern Menyelaraskan Dongeng

BACA JUGA:Dul Muluk RSMH: Cara Unik Jajaran Direksi Sampaikan Rencana Kerja Strategis Tahunan

Bahkan setelah sejumlah aktivis kebudayaan di Palembang, mendiskusikan wacana adanya kampung Dulmuluk di Lorong Taman Bacaan, Tanggotakat (Tangga Takat) Palembang dalam diskusi Kampung Dulmuluk “ Mengulik Sejarah Kampung  Dulmuluk”, Jumat (22/12) malam lalu.

Akhirnya bertempat di Taman Bacaan Tanggotakat , kampung 16 Ulu Palembang, yang diselenggarakan UIN Raden Fatah,  Pecinta Sejarah (PESE) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang , Kobar 9  dan Bucu Palembang akhirnya merealisasikan tampilnya kesenian tersebut.

Minggu malam (21/1) di Lorong Taman Bacaan, Tanggotakat (Tangga Takat) Palembang di gelar kesenian Dulmuluk di bawakan Sanggar Dulmuluk  Harapan Jaya dengan membawakan cerita berjudul Pulau Peranggi.

Masyarakat setempat  terlihat sangat antusias mendengarkan rangkaian cerita yang disampaikan oleh para pemain, karena cerita yang dibawakan diwarnai dengan humor dengan diiringi musik orgen yang kian menguatkan alur cerita. Beberapa bahasa lokal  yang jarang terdengar digunakan pemain dalam berdialog.

BACA JUGA:5 Perawatan Dari Dalam Bagi Pria untuk Menangkal Dampak Buruk Polusi

BACA JUGA:Loker BUMN Bank BRI untuk Lulusan S1, Penempatan Seluruh Indonesia, Terakhir Pendaftaran 25 Januari

Lakon yang dibawa para pemain mampu membuat gelak tawa penonton. Para pemainnya terdiri dari Maliki, Dedi, Saleh , Jonhar, Lilis , Bob Ibrahim, Sani, Randi juga  mampu bermain memukau sehingga para penonton tidak beranjak dari tempat duduknya.

Masyarakat setempat yang juga merupakan seniman, Andi Pedo tinggal di Lorong Taman Bacaan mengaku kegiatan tersebut menjadikan Lorong Taman Bacaan menjadi Kampung Dulmuluk, semakin meriah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan