Januari, Sumsel Diprediksi Alami Deflasi, Pasar Murah Jadi Pengendali
BERAS MURAH : Warga membeli beras SPHP Bulog pada gelaran Operasi Pasar Murah di di samping Kantor Korem Gapo Km 5 dan Kantor Camat Ilir Timur II dekat Pasar Lemabang oleh Pemprov Sumsel, dalam upaya pengendalian harga sembako, kemarin (22/1).- Foto : KRIS SAMIAJI/SUMEKS-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi pada minggu ke-3 Januari ini, Bumi Sriwijaya akan mengalami deflasi. Berdasarkan data, Indeks Perkembangan Harga (IPH) deflasi mencapai 2,28 persen.
“Iya berdasarkan prediksi BPS, minggu ke 3 Januari ini Sumsel akan alami deflasi,” kata Kepala Biro Ekonomi Setda Sumsel, Hengky Putrawan, usai Rapat Koordinasi Pengendalaian Inflasi bersama TPID Pusat didampingi Kementerian Dalam Negeri, kemarin (22/1).
Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan deflasi akan terjadi. Di antaranya, stakeholder bersama instansi terkait terus menjaga stok, sehingga kebutuhan di masyarakat terjaga. Pihaknya juga menjaga kelancaran distribusi mulai dari panen cabai, bawang di berbagai wilayah.
Selanjutnya gencar mengelar Gerakan Pangan Murah dan Operasi Pasar (OP) melibatkan instansi (dinas) maupun menggandeng pihak ketiga, baik BUMD maupun BUMN. Kegiatan pasar murah ini digelar seminggu 3 kali, yakni Senin, Selasa, dan Kamis. “Nah hari ini (kemarin, red) kita gelar pasar murah di samping Kantor Korem Gapo Km 5 dan Kantor Camat Ilir Timur II, dekat Pasar Lemabang,” katanya.
BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Ajak Pemilih Pemula Partisipasi pada Pemilu: Gunakan Hak Pilihmu
Diakui Hengky, setiap gelaran pasar murah respon masyarakat cukup tinggi. Terbukti setiap diadakan, barang yang ditawarkan selalu ludes seperti beras, gula, minyak, bawang merah, bawang putih, dan cabai. “Untuk komoditi bawang dan cabai kami lihat kebutuhan, kalau dirasa terjadi peningkatan harga akan digelar,” tegasnya.
Hengky mengungkapkan komoditi bawang dan cabai memang mengalami peningkatan harga. Itu karena adanya bencana banjir, komoditi ini juga didatangkan dari daerah dan Pulau Jawa. Hal ini membuat arus distribusi barang/komoditi terganggu dan tinggi. “Kami segera melakukan pasar murah untuk menjamin dan menjaga stok komoditi ini," tuturnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sumsel, Ruzuan Effendi, menambahkan pihaknya akan gencar menggelar pasar murah dan pangan murah guna memastikan pangan tersedia di masyarakat. Kemudian memasifkan kembali GSMP. "Ini bukan program saja, tetapi gerakan mengubah mindset. Bagaimana menciptakan budaya menghasilkan dari sebelumnya hanya membeli," kata dia.
BACA JUGA:Sumsel Gelar Pasar Murah Demi Cegah Inflasi, Catat Jadwalnya
Untuk itu, pihaknya akan menata lagi program ini. Mana yang perlu diperbaiki dan diprioritaskan agar program ini semakin masif. "Selain itu, kami juga semakin gencar mengajak dan merangkul seluruh pihak terkait mengampanyekan dan berkolaborasi menjalankan program ini," tuturnya.
Tak hanya mengandalkan APBD, pihaknya juga memberikan bantuan melalui CSR perusahaan berupa bibit atau benih. Bibit tersebut mulai dari cabai, bawang merah, bawang putih dan sebagainya. "Dengan masyarakat menghasilkan produk sendiri dapat menekan inflasi karena tersedia pasokan terjamin dan terjaga," pungkas dia. (yun)