https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Ternyata Tradisi Wisuda Berawal dari Kampus Ini, Yuk Simak Sejarahnya!

Ilustrasi artikel Tradisi Wisuda Berawal dari Kampus Ini, Yuk Simak Sejarahnya!-Foto: racool_studio-

SUMATERAEKSPRES.ID - Kelulusan dari menempuh pendidikan di sekolah tinggi, ditandai dengan tradisi prosesi wisuda.

Namun tahukah kamu kalau tradisi wisuda pertama kali awalnya dari kampus Universitas Al-Qarawiyyah atau Al-Qarawiyyin. Kampus ini berlokasi di Fez, Maroko pada 859 M. 

Yup, kampus menjadi pusat spiritual dan pendidikan terkemuka dari dunia muslim.

Dikutif dari Wikipedia, Al-Qarawiyyin berperan utama dalam hubungan budaya dan akademis antara dunia Islam dan Eropa pada abad pertengahan. 

BACA JUGA:Jangan Sampai Menyesal di Kemudian Hari! Ini 5 Tips Memilih Jurusan Kuliah yang Tepat Biar Gak Salah Jalan

Kartografer Mohammed Al Idrisi yang memiliki peta dibantu eksplorasi Eropa pada masa Renaissance mengatakan telah tinggal di Fes untuk beberapa waktu. Dia disebut mungkin telah bekerja dan belajar disana. 

Kampus ini disebut telah banyak menghasilkan banyak sarjana yang sudah sangat mempengaruhi sejarah intelektual dan akademik dunia muslim dan Yahudi.

Diantaranya, Ibnu Rushayd al Sabti (1321), Mohammed bin Al-Hajj al Abdari al-Fasi (1336).

Abu Imran al-fasi (1015). Teoritikus terkemuka dari mazhab Maliki hukum Islam Leo Africanus seorang pengelana terkenal dan penulis dan Rabbi Moshe ben Maimon.

BACA JUGA:5 Alasan Kuliah ke Luar Negeri Adalah Pilihan Baik

Institusi Al-Qarawiyyin dianggap oleh buku Guinness, Unesco dan banyak sejarawan sebagai universitas pemberi gelar akademik tertua yang masih beroperasi di dunia. 

Meski ada klaim lain sejarawan yang menentang yang menganggap bahwa universitas universitas abad pertengahan di dunia Islam dan universitas Eropa abad pertengahan diikuti lintasan sejarah sangat berbeda.

Sampai sebelumnya diperluas untuk yang terakhir dalam zaman modern. Al-Qarawiyyin adalah bagian dari masjid didirikan pada tahun 859 oleh Fatima Al-Fihria, putri seorang pedagang kaya bernama Muhammad Al-Fihri.

Selain tempat untuk ibadah, masjid segera berkembang menjadi tempat pembelajaran agama dan diskusi politik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan