Petugas Pelipat Surat Suara Ogan Ilir Kena Hipnotis

Petugas Pelipat Surat Suara Ogan Ilir Kena Hipnotis. Foto: Andika/sumateraekspres.id--

OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Suasana di sekitar gedung gakkumdu Bawaslu Ogan Ilir menjadi saksi bisu dari peristiwa mengejutkan.

Seorang ibu-ibu paruh baya di Indralaya, identitasnya disamarkan sebagai LN, dilaporkan kehilangan uang dalam jumlah mencapai jutaan rupiah akibat jadi korban hipnotis. Insiden ini terjadi sekitar pukul 9.30 WIB pada Kamis 11 Januari 2024.

LN, warga komplek Persada Kelurahan Indralaya Indah, Ogan Ilir, menggambarkan kejadian tersebut saat mendatangi kantor Bawaslu sekitar pukul 12.30 WIB.

Ia mengadukan insiden yang menimpanya kepada petugas kepolisian yang berjaga di kantor Bawaslu, sambil berupaya mengidentifikasi pelaku melalui rekaman CCTV Bawaslu.

BACA JUGA:Bawaslu OI Lamban, Sampai Sekarang Belum Keluarkan Penetapan Terkait Oknum Kades Tidak Netral, Seperti Apa?

BACA JUGA:Proses 1.032 Dugaan Pelanggaran, Bawaslu Ungkap Beragam Bentuknya. Terbanyak, Kaitannya dengan KPU. Ini dia

Sayangnya, wajah dan plat kendaraan pelaku tidak terlihat dengan jelas karena jarak yang terlalu jauh.

Awalnya, LN berkunjung ke gudang KPU Ogan Ilir untuk melipat surat suara. "Ketika masih sepi dan gudang belum dibuka, saya menunggu di depan tempat pelipatan surat suara"

"Tiba-tiba, seseorang mengaku datang dari Jogja, bertanya tentang alamat ponpes Darussalam. Saya bingung, karena ponpes Darussalam tidak saya ketahui, ternyata itu ponpes Raudhatul Ulum (RU)," ungkapnya.

Perbincangan dengan seseorang yang mengaku bernama Herman, bekerja di kejaksaan, dan tinggal di Palem Raya, tiba-tiba terjadi.

BACA JUGA:Kunjungi Kantor Bawaslu, Kapolres Empat Lawang Berri Penegasan Seperti Ini!

BACA JUGA:2 Manajer Bersaksi, Cukupkan Klarifikas, Bawaslu OI Lanjutkan Pembahasan Bersama Gakkumdu

Pelaku hipnotis ini menceritakan kebutuhannya akan uang karena ayahnya sakit. "Dia membawa barang sakti dengan berbagai manfaat, namun tidak mau menunjukkan barangnya."

"Dia ingin menitipkannya di ponpes RU karena amanat kakeknya. Herman menawar Rp85 juta, dan saya diminta menjadi saksi. Namun, saya menolak karena takut," terang LN.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan