PGRI Bentuk Tim, Disdik Tak Mau Komentar

DIGIRING: Enam remaja anggota ‘gangster’ yang lakukan penyerangan acak di Lubuklinggau saat digiring petugas. -foto ist -

LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Aksi sekumpulan remaja membawa samurai dan celurit panjang, melakukan penyerangan secara acak di Kota Lubuklinggau memunculkan keprihatinan banyak pihak. Apalagi, dari enam yang sudah tertangkap, ada tiga di antaranya masih berstatus pelajar.

        Rata-rata usia ‘gangters’ muda  itu baru 16-21 tahun. Fenomena kriminalitas yang dilakukan para remaja berkelompok ini disikapi serius  PGRI Kota Lubuklinggau. “Kami sudah bentuk tim untuk melakukan pengecekan,” kata Ketua PGRI Lubuklinggau, Erwin Susanto.

Dia mengaku sangat miris dengan keterlibatan para pelajar dalam kelompok remaja yang melakukan aksi kriminalitas jalanan tersebut. Apalagi, sebagai guru, mereka sudah memberikan edukasi dan pendidikan yang baik terhadap para pelajar tersebut. 

        Keikutsertaan pelajar dalam aksi penyerangan menggunakan senjata tajam sudah bukan dalam kategori kenakalan remaja lagi. Melihat waktunya juga sudah di luar jam sekolah yang jadi tanggung jawab sekolah. 

BACA JUGA:Mobil Tiongkok Lebih Diminati karena Harga Terjangkau

BACA JUGA:Sepanjang Tahun Gelontorkan 2,76 Juta Ton Cadangan Beras Pemerintah

"Kita harap orang tua juga harus ikut memberikan perhatian dan pengawasan lebih terhadap anak-anak mereka. Karena pendidikan di sekolah itu terbatas dan waktunya cuma 7 jam," ucapnya.

        Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Firdaus Abki enggan memberikan komentar terkait keterlibatkan sejumlah pelajar dalam kasus ‘gangster’ remaja itu.

Kapolres Lubuklinggau AKBP Indra Arya Yudha melalui kasat Reksrim AKP Hendrawan mengatakan, masih ada 11 remaja yang kini dalam pengejaran. Termasuk otak penyerangan.

Sedangkan enam orang yang telah tertangkap kini dalam pemeriksaan lebih lanjut.

"Mereka ini membentuk kelompok kumpulan anak muda dari beberapa sekolah dan wilayah. Lalu, melakukan penyerangan secara acak terhadap pemuda di wilayah lain," ungkapnya.

        Pihaknya membenarkan, rata rata usia para pelaku sekitar 16-17 tahun. Anggota kelompok tersebut punya peran berbeda. Ada yang mengatur strategi, pengumpul massa, eksekutor dan sebagai joki. (zul)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan