Fatoni : GSMP Kita Lanjutkan, Inflasi Nyata, Berimbas ke Perekonomian

Reporter: Martha |

Editor: Edi Sumeks |

Senin , 06 Nov 2023 - 21:24

SUMATERAEKSPRES.ID - Manfaat Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang dijalankan Pemprov Sumsel bersama 17 pemerintah kabupaten/kota terasa saat ini. Ketika harga cabai meroket, warga yang menjalankan GSMP tidak terpengaruh. Sebab, mereka menanam sendiri cabai dan sayur mayur di pekarangan rumah.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Dr Drs H Agus Fatoni MSi mengajak masyarakat di Sumsel untuk memanfaatkan pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

"Kita teruskan menanam tanaman di kebun, di pekarangan rumah, di lingkungan sekitar, yang selama ini lewat Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. Program itu kita lanjutkan sehingga kebutuhan pangan bisa kita penuhi," ujarnya.

Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, Pj Gubernur mendukung pengembangan lahan-lahan agar produktif dan bisa menghasilkan panen yang lebih banyak lagi. Tidak hanya menanam padi, tapi juga berbagai tanaman lain.

Bisa sayur-sayuran, buah-buahan hingga umbi-umbian. “Semua itu sangat sehat. Makanan sehat bagi orang kota itu adalah barang-barang mewah yang susah didapat," tandasnya.

Fatoni menegaskan, masalah inflasi itu nyata dan berimbas pada perekonomian.

"Ditambah El Nino, semua berimbas pada perkembangan ekonomi. Sebagian harga barang melonjak, ini tentu harus kita atasi bersama," imbuhnya. Sumsel beruntung karena jadi salah satu provinsi lumbung pangan nasional.

Sebagian warga yang konsisten menjalankan GSMP bersyukur dengan adanya program tersebut. “Kami tidak pusing cabai mahal. Di rumah bisa panen sendiri. Sayur juga,” kata Diah, warga Sukarami, Palembang.

Ia termasuk yang mengikuti perkembangan program GSMP inisiasi Gubernur Sumsel periode 2018-2023 H Herman Deru tersebut. “Waktu launching kalau tidak salah Desember 2021, saya langsung coba tanam sendiri di pekarangan rumah. Alhamdulillah, sampai sekarang,” bebernya.

Program GSMP ini memang program unggulan yang diinisiasi H Herman Deru bersama Wakil Gubernur periode 2018-2023 H Mawardi Yahya. Di-launching pada 2 Desember 2021.

fatoni : gsmp kita lanjutkan, inflasi nyata, berimbas ke perekonomian                            sumateraekspres.id - manfaat program gerakan sumsel mandiri pangan (gsmp) yang dijalankan pemprov sumsel bersama 17 pemerintah kabupaten/kota terasa saat ini. ketika harga cabai meroket, warga yang menjalankan gsmp tidak terpengaruh. sebab, mereka menanam sendiri cabai dan sayur mayur di pekarangan rumah.
penjabat (pj) gubernur sumsel dr drs h agus fatoni msi mengajak masyarakat di sumsel untuk  memanfaatkan pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
"kita teruskan menanam tanaman di kebun, di pekarangan rumah, di lingkungan sekitar, yang selama ini lewat gerakan sumsel mandiri pangan. program itu kita lanjutkan sehingga kebutuhan pangan bisa kita penuhi," ujarnya.
dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, pj gubernur mendukung  pengembangan lahan-lahan agar produktif dan bisa menghasilkan panen yang lebih banyak lagi. tidak hanya menanam padi, tapi juga berbagai tanaman lain.
baca juga:gunakan pencatat waktu seperti tokyo marathon, sistem mylaps 
baca juga:3 tersangka tolak teken surat penetapan penahanan
bisa sayur-sayuran, buah-buahan hingga umbi-umbian. “semua itu sangat sehat. makanan sehat bagi orang kota itu adalah barang-barang mewah yang susah didapat," tandasnya.
fatoni menegaskan, masalah inflasi itu nyata dan berimbas pada perekonomian. 
 "ditambah el nino, semua berimbas pada perkembangan ekonomi. sebagian harga barang melonjak, ini tentu harus kita atasi bersama," imbuhnya. sumsel beruntung karena jadi salah satu provinsi lumbung pangan nasional.
sebagian warga yang konsisten menjalankan gsmp bersyukur dengan adanya program tersebut. “kami tidak pusing cabai mahal. di rumah bisa panen sendiri. sayur juga,” kata diah, warga sukarami, palembang. 
ia termasuk yang mengikuti perkembangan program gsmp inisiasi gubernur sumsel periode 2018-2023 h herman deru tersebut. “waktu launching kalau tidak salah desember 2021, saya langsung coba tanam sendiri di pekarangan rumah. alhamdulillah, sampai sekarang,” bebernya.
baca juga:sejarah baru pertama kali sumsel masuk tiga besar stqh nasional
baca juga:3 tersangka tolak teken surat penetapan penahanan
program gsmp ini memang program unggulan yang diinisiasi h herman deru bersama wakil gubernur periode 2018-2023 h mawardi yahya. di-launching pada 2 desember 2021. 
pemprov sumsel dengan dukungan berbagai stakeholder berikan bantuan bibit sayuran, bibit buah, benih ikan, serta unggas kepada masyarakat. 
warga diajak untuk memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing sebagai tempat untuk menanam sayuran, pelihara unggas dan ikan. gsmp ini mendapat dukungan dari bank mandiri, bank sumsel babel, apindo dan lainnya.
“gsmp adalah gerakan untuk mengubah mindset masyarakat dari konsumtif menjadi produktif. dari membeli jadi menghasilkan. untuk mengubah pola pikir ini tidak bisa pemprov sendiri, tapi harus didukung semua pemkab/pemkot dan semua lapisan masyarakat,” kata h herman deru usai me-launching program gsmp ini, 2021 lalu.
terpisah, guru besar pertanian unsri, prof dr momon sodik imanudin sp msc mengatakan, program gsmp jika dilakukan dalam skala luas dapat mendorong terwujudnya ketahanan pangan.
“minimal untuk memenuhi kebutuhan dapur skala rumah tangga setiap warga sumsel. seperti cabai, sayuran dan bisa di pekarangan rumah maupun di sela lahan pertanian. jangan sampai cabai saja masih beli,” bebernya. 
kalau di rumah tangga, bisa tanam di pot atau polybag. hal yang sama bisa dilakukan masyarakat di perkotaan.
"selain di pot, polybag, bisa juga dengan sistem hidroponik. kalau  semua melakukan, paling tidak mengurangi ketergantungan dan fluktuasi harga. saya lihat arahnya ke sana gsmp ini," terangnya. 
prof momon menyarankan, perlu sosialisasi lebih gencar lagi. kemudian, harus ada effort lebih dan dukungan semua pihak. yang paling penting, dipikirkan keberlanjutan pascapemberian bantuan.
“tahap awal bisa dengan bantuan. bibit, pupuk, polybag. itu sebagai stimulant. setelahnya, warga harus bisa melanjutkan sendiri. tapi perlu dipikirkan agar tidak setelah bantuan habis, berakhir pula program ini,” pungkasnya. (*/mh/dika)