Spesial Lomba Melukis, Pakai Pewarna Arang-Kopi

Syakirah Putri Fatisya-foto : agustina/sumeks-

*Mengenal Syakirah Putri Fatisya, Peraih 46 Penghargaan sejak TK

SUMATERAEKSPRES.ID - Keberhasilan Syakirah Putri menjadi juara 2 lomba melukis HUT Ke-22 Museum Basoeki Abdullah menambah deretan prestasinya di bidang seni. Sejak TK hingga kini tercatat setidaknya ia telah mengantongi 46 kali juara perlombaan. Apa kiatnya?

Agustina Saridewi - PALEMBANG 

GADIS cantik itu sekarang duduk di kelas 4 SD Muhammadiyah 6 Palembang. Tercatat hampir 50 prestasi ia bukukan sejak masih TK, dari tingkat sekolah hingga nasional yang diikuti ribuan peserta salah satunya saat peringatan HUT Ke-22 Museum Basoeki Abdullah beberapa waktu lalu. 

Spesialisnya dalam bidang seni yakni perlombaan mewarnai dan menggambar yang ia ikuti dari usia tiga tahun. "Dalam mengembangkan kemampuannya, Tisya rajin mengikuti lomba karena dengan mengikutinya Tisya mendapat pengalaman dan pengetahuannya yang baru. Bagi Tisya, hari ini adalah kesempatan menyiapkan hari esok," ungkapnya. 

Seperti juara melukis tingkat nasional kemarin pelaksaannya 11 Agustus hingga 20 September 2023 dengan tema “Menyongsong Hari Esok: Refleksi Krisis Iklim Lewat Karya Seni Lukis”. Waktu itu diikuti 2.356 peserta pelajar se-Indonesia.  

Penjurian pertama melalui proses berkarya lewat video, foto karya, dan konsep karya. Proses selanjutnya penilaian karya fisik karya. “Terakhir ada 45 karya berhasil lolos dan dipamerkan di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta hingga 30 November 2023,” sebutnya. 

Salah satunya karya Syakirah Putri Fatisya yang mendapat penghargaan juara 2 tingkat nasional. Karya Syakirah mengambil judul “Rumah Konservasi” dibuat menggunakan media arang, kopi, kunyit, dan daun suji di atas kanvas, menggambarkan beragam gambar bibit pohon. "Ide menggunakan pewarna alami ini karena mudah didapatkan dan untuk mendekatkan dengan teknik yang digunakan," jelasnya. 

Dituturkan, jika pada awalnya gambar-gambar tersebut bermula dari kegiatan menggambar sederhana di sekolah. Salah satu menggambar tanaman. "Selanjutnya Syakirah mengeksplorasi ke dalam karya seni lukis menggunakan media arang sebagai kekuatan visual," lanjutnya. Tema yang dipilih “Rumah Konservasi” merupakan respon visual terhadap tindakan kecil yang bisa dilakukan untuk melindungi bumi dengan cara bertanam pohon.

"Bertanam bisa dimana saja. Bertanam bisa di hutan, di kebun, maupun di rumah kita sendiri," ujarnya. Cita-citanya sendiri ingin menjadi dokter anak, namun tetap terus berkarya melukis. Bakat dan minat Tisya juga sangat didukung kedua orang tuanya, sebagaimana mana disampaikan ayah Tisya, Syafni Syafrizal SPd.

"Sebagai orang tua  kami selalu mendukung kegiatan Tisya, baik kegiatan seni maupun kegiatan lainnya. Salah satunya mendukung mengikuti lomba sejauh lomba tersebut tidak mengganggu kegiatan sekolah," sampainya. (*/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan