Datang ke Palembang, Mendagri Tito Karnavian: Pentingnya Menghapus Praktik Pungli di Disdukcapil
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bersama Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil menggelar Rakornas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2023. Foto : Evan Zumarli/sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bersama Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil menggelar Rakornas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2023.
Acara berlangsung meriah di ballroom Novotel Palembang pada malam hari tanggal 24 Oktober 2023.
Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 22.15 WIB ini mengangkat tema penting, yaitu penguatan Disdukcapil untuk pelayanan publik yang lebih baik serta kesuksesan Pemilu Serentak 2024.
Menteri Dalam Negeri, Profesor M. Tito Karnavian, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada para petugas Disdukcapil dari seluruh penjuru Indonesia yang hadir.
Ia juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Nana Sudjana, Plt. Gubernur Jawa Tengah, serta para Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dari seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Beredar Draft Reshuffle Kabinet Rabu (25/10), Isinya Lawan Politik Pilpres Gibran. Benarkah?
Tito, dengan sedikit sentilan humor, mencatat bahwa banyak orang Palembang yang berhasil meraih posisi penting di tingkat nasional.
"Misalnya, Ketua DPR RI dijabat oleh Puan Maharani. Ketua BPK dijabat oleh Ismayatun. Ketua BPKP oleh Yusuf Ateh. Ketua MA oleh Syarifuddin."
"Di Kementrian pun, banyak orang Palembang seperti saya, Tito, Kajagung, Budi Karya. Rupanya, orang Palembang punya banyak yang pintar. Wong Palembang besar hati dan penuh semangat. Tapi itu kisah lama," ujarnya dengan senyum.
Tito bahkan berbagi beberapa cerita lucu terkait orang Palembang, seperti tradisi "besak gah" yang artinya keluar rumah membawa tusuk gigi.
BACA JUGA:Raja Hutan Terjerat Perangkap Babi di Kebun Sawit, Begini Kondisinya
BACA JUGA:Tampung 24 Aspirasi Pemerintah-Warga Kecamatan Tebing Tinggi, Perjuangkan di Tingkat Provinsi
Ia menuturkan, "Mereka menganggapnya sebagai aksi gagah, seolah-olah setelah makan daging padahal belum makan sepanjang hari."