SUMATERAEKSPRES.ID - Jika kita berbicara tentang artis Indonesia yang memiliki pandangan hidup unik, maka Dikta adalah salah satu yang patut diperhitungkan.

Jelas, bakat musiknya mempesona, tapi yang membuatnya benar-benar istimewa adalah cara dia melihat dunia, beberapa hal tersebut disebutkan dalam sebuah podcast bersama Makna Talks.

Dikta percaya bahwa agar hidup seimbang, kita perlu menjaga agar kita tidak terlalu lapar akan hal-hal baru, tetapi juga tidak terlalu kenyang dengan yang sudah kita miliki. Mari kita kupas lebih dalam!

1. Senantiasa Rendah Hati

Dikta punya jurus jitu untuk menjaga keseimbangan hidupnya, yaitu tetap rendah hati. Apalagi dalam industri hiburan yang sering kali penuh dengan ego dan kesombongan, Dikta tetap menjaga kerendahan hati.

Baginya, kunci sukses bukanlah seberapa banyak pengakuan atau popularitas yang didapatkan, melainkan fokus pada musik dan seni.

2. Pahami Apa yang Dikejar

Dikta yakin bahwa untuk mencapai keseimbangan dalam hidup, kita harus pahami nilai sejati dari apa yang kita kejar. Ini artinya kita tak boleh terlalu kenyang dengan materi dan kesuksesan dunia, sekaligus tidak boleh terlalu laper akan hal-hal yang hanya bersifat sementara. Baginya, hubungan, kesehatan, dan kebahagiaan pribadi adalah yang paling berharga.

BACA JUGA:Hidup Bertetangga yang Baik untuk Kebahagiaan Bersama

3. Terus Bernyali untuk Belajar

Tak pernah ada kata cukup bagi Dikta dalam hal belajar. Dia selalu haus akan pengetahuan, baik dalam karier musiknya maupun di kehidupan sehari-hari. Ini mengajarkan kita agar tak terlalu laper akan pencapaian, tetapi selalu bersemangat untuk terus belajar dan berkembang.

4. Berbagi untuk Bahagia

Dikta adalah sosok yang peduli sosial dan gemar berkegiatan amal. Baginya, kebahagiaan sejati terletak pada memberi kepada sesama. Dengan berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan, ia merasa puas secara mendalam. Hal ini memperlihatkan bahwa kita bisa mencapai keseimbangan dengan berbagi kebahagiaan tanpa harus terlalu laper akan hal-hal materi.

5. Jaga Keseimbangan Ambisi dan Kenyataan