https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pembelajaran Matematika Awal Berbasis STEM, Menggali Potensi Anak Usia Dini

Pembelajaran Matematika Awal Berbasis STEM, Menggali Potensi Anak Usia Dini OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Periode awal kehidupan anak merupakan "golden age" atau masa emas, di mana perkembangan optimal anak terjadi. Pengembangan aspek kognitif pada anak menjadi fokus penting, terutama dalam pemahaman matematika dan sains dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan erat antara kedua topik ini berpotensi meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika dan sains. Dr. Arvin Efriani Mpd, lulusan program doktor S3 matematika dari Universitas Sriwijaya (Unsri), telah melakukan penelitian tentang pengembangan Model Lingkungan Belajar berbasis STEM dalam pendidikan matematika awal bagi calon guru pendidikan anak usia dini. "Memahami pentingnya matematika dan sains pada usia dini membentuk dasar yang kuat untuk pemahaman matematika di tingkat lebih lanjut," ungkap Arvin setelah mengikuti ujian disertasi S3 Pendidikan Matematika di gedung FKIP Unsri pada hari Selasa, 15 Agustus 2023. Dalam ujian tersebut, turut hadir promotor, Prof. Dr. Zulkardi, M.I Komp., M.Sc., serta ko-promotor-1 Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M. Si., dan ko-promotor-2 Dra. Nyimas Aisyah, M. Pd., Ph.D. BACA JUGA : Tim Dosen FKIP Unsri Berbagi Wawasan tentang Memahami Karakter Peserta Didik Semuanya berasal dari Universitas Sriwijaya. Penguji internal dari Unsri, Dr. Somakim, M.Pd, dan Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd, serta penguji eksternal Prof. Rooselyna Ekawati, M.Sc., Ph.D. dari Universitas Negeri Surabaya juga turut hadir. Menurut Arvin, peringkat pendidikan Indonesia masih tertinggal jika melihat skor Programme for International Student Assessment (PISA) dari negara-negara lain. Hasil penelitian tahun 2018 menunjukkan bahwa skor PISA untuk matematika sebesar 379 dan sains sebesar 396, di bawah rata-rata internasional sebesar 489. BACA JUGA : 12 Perguruan Tinggi Indonesia Miliki Prodi Jurnalistik, Tapi Kampus dari Palembang ini Sandang Akreditasi Unggul "Oleh karena itu, pentingnya keberadaan guru yang profesional menjadi semakin nyata. Seorang guru profesional dapat terbentuk melalui lingkungan belajar yang baik," ungkap Arvin, yang juga merupakan dosen pendidikan matematika di UIN Raden Fatah Palembang. Dengan demikian, guru pemula dan calon guru pendidikan anak usia dini perlu memahami konsep lingkungan belajar berbasis STEM (sains, teknologi, rekayasa, dan matematika).

Tiga Konteks Penelitian

Arvin menerapkan tiga konteks dalam penelitiannya. Pertama, menggunakan konteks kue bola ubi untuk mengajarkan anak-anak tentang bilangan saat mereka membuat bola ubi dengan menggunakan playdoh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan