Gunakan Pupuk Kandang, Kemarau Panjang Sarankan Pompanisasi
Editor: Hasim Sumeks
|
Minggu , 25 Jun 2023 - 20:21
Nora Sestria SP, Petugas POPT di Kecamatan Jejawi OKI
Musim tanam sudah tiba. Petani di Kecamatan Jejawi mulai sibuk mengolah lahan persawahan mereka. Cara yang digunakan petani pun cukup sederhan dalam menanam bibit padi. KHAIRUNISSAK – OKI CUACA panas menyengat tak menyurutkan semangat petani mengolah lahan. Mereka tetap semangat mengolah persawahannya. Musim panas seperti ini petani memang harus memperhatikan soal pengairan agar padi tetap tumbuh subur. Untuk saat ini mungkin masih bias dikatakan aman. Air untuk tanaman masih tersedia. Namun jika dalam jangka waktu panjang tak turun hujan ini perlu diwaspadai.‘’Jika hujan lama tak turun karena memang saat ini musim kemarau, kita harapkan petani melakukan pompanisasi air,’’ ujar Nora Sestria SP (34) Petugas Pengendalian Organik Pengganggu Tanaman (POPT).Melalui pompanisasi diharapkan pertumbuhan tanaman bias maksimal. Tanaman tak terganggu. Tanaman padi sangat membutuhkan air. Petani bisa menggunakan pompa air untuk menyedot air dari sumber air terdekat untuk keperluan tanaman padi. ‘’Ini merupakan solusi yang efektif jika terjadi kemarau panjang,’’ katanya. Jika tak melakukan pompanisasi, lanjutnya, tanaman tentu tak akan mendapatkan air sebagai sumber utama untuk tumbuh. ‘’Untuk sekarang masih terdapat air dan tetap berharap beberapa hari kedepan tetap ada hujan,’’ katanya.
Nora mengatakan, kalau dilihat di lahan yang lain memang tanahnya ada yang sudah retak karena kering. ‘’Tapi tanah yang sudah kering tak akan mempengaruhi pertumbuhan padi karena padi yang ditanam diatas lahan tersebutnya usianya sudah besar,’’ katanya.Lain halnya jika tanaman padi baru tanam. Pertumbuhan awal tanaman padi masih sangat membutuhkan air yang cukup. Jika ini tak dilakukan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan mengurangi produktifitas tanaman. Bahkan bisa menyebabkan tanaman mati. Selain memantau kondisi tanaman padi, pihaknya juga memperhatikan kebutuhan akan pupuk bagi tanaman. ‘’Alhamdulillah, kita sangat bersyukur petani di wilayah binaan kita sudah memanfaatkan pupuk kandang untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia,’’ ujarnya. Tak hanya itu ia bersama petugas lainnya akan melakukan demo membuat Biosaka. Ini merupakan inisiatif dari petugas untuk mempraktekkan pupuk organik dalam membantu menyuburkan padi tanpa menggunakan bahan kimia." Semoga saja setelah praktek Biosaka ini bisa digunakan petani,"bebernya. Sebenarnya, lanjut Nora, mereka sudah lama sekali ingin melakukan demo pembuatan Biosaka tapi petani. Namun belum memiliki waktu tepat untuk melaksanakannya. Tapi rupanya berkat kesabaran petugas dalam mensosialisasikan biosaka, akhirnya petani bersedia ikut demo di BPP. Nora berharap petani kedepan dapat membuat biosaka dan semakin banyak yang menggunakan pupuk kandang dari kotoran hewan yang ada disekitar. ‘’Karena memang penggunakan pupuk organic lebih bagus. Tanah akan lebih subur dan pertumbuhan tanaman pun bagus,’’ katanya. (*)