Terapkan Tumpang Sari, Tanam Hortikultura

*Terapkan Tumpang Sari, Tanam Hortikultura

MURATARA -  Penerapan sistem tumpang sari menjadi salah satu alternatif warga dalam meningkatkan penghasilan.

Hal inilah yang banyak dilakukan warga Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara.

Husin, warga Kecamatan Rupit yang sempat dibincangi menuturkan semenjak populer program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) banyak warga mulai kembali melakukan cocok tanam hortikultura.

‘’Saya manfaatkan sistem tumpang sari, karena tidak ada lahan lain,’’ ujarnya.

Dia mengatakan, dirinya menanam tanaman cabai disela-sela tanaman sawit.

‘’Alhamdulillah banyak manfaat yang saya peroleh. Sampai saat ini saya tidak lagi membeli cabai dan bisa langsung memetik dari hasil kebun sendiri," katanya.

Menurutnya, selama ini  dirinya mengembangkan  budidaya cabai dengan sistem tumpang sari.

Dia lakukan secara autodidak, hanya mencontoh dari petani lainnya.

‘’Tanpa mendapat penyuluhan maupun pembinaan khusus dari petugas pertanian,’’ katanya.

Husin mengatakan, asal tekun menggeluti bidang pertanian, tentunya hal tersebut sangat mudah diaplikasikan.

"Asal ada tanah bisa ditanami, tanaman dirawat dan dipupuk supaya subur, pasti berhasil. Tidak ada resep lain, pakai cara A atau B," timpalnya.

Petani mengaku, membudidayakan pertanian jenis sayur sayuran maupun hortikultura tak terlalu sulit.

Mengingat tanaman ini, merupakan kebutuhan alami masyarakat di Indonesia.

Tehniknya sudah diwariskan secara turun temurun lintas generasi.

"Bisa ditanam sendiri, nenek moyang kita orang petani, tanam cabai pasti semua orang bisa dan tekniknya rata-rata sudah tahu," ujarnya

Husin mengaku, komoditas pertanian di Kabupaten Muratara awalnya merupakan sawah lebak dan sawah ladang.

Namun di 1990 banyak penyuluh pertanian yang mengarahkan masyarakat untuk berkebun sawit.

Kondisi inilah, lanjutnya, membuat wilayah Kabupaten Muratara, kini hampir 80 persen petani berkebun sawit dan banyak warga meninggalkan aktivitas bercocok tanam.

"Kami di Muratara banyak beralih ke kebun sawit karena katanya tanam sawit lebih mudah.

Karena potensi menghasilkan jangka panjang, sekali tanam bisa panen puluhan tahun. Tapi sekarang harga sawit murah dan mesti beralih ke sistem lama," bebernya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan