Kemacetan 4 Jam di Jalinsum Merapi, Warga Harap Jalan Hauling Batubara Segera Dibangun
Kemacetan 4 jam terjadi di Jalinsum Merapi akibat kerusakan kendaraan, mempengaruhi arus lalu lintas Lahat-Muara Enim.-foto: agustriawan/sumateraekspres.id-
LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID – Arus lalu lintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) kawasan Merapi, Kabupaten Lahat, sempat lumpuh pada Selasa malam hingga Rabu dini hari (16/17 Desember 2025).
Kemacetan terjadi selama hampir empat jam, mulai pukul 23.00 WIB hingga 03.00 WIB, akibat sejumlah kendaraan besar mengalami kerusakan di badan jalan.
Beberapa kendaraan yang breakdown di antaranya rruk Indah Kargo di Desa Arahan, mobil pick up pengangkut sayur, DT PT ABG di Desa Sirah Pulau, serta DT batubara milik PT TNS di Desa Merapi, tepatnya di seberang Indomaret.
Kondisi tersebut membuat arus kendaraan dari arah Muara Enim–Lahat dan sebaliknya tersendat panjang.
BACA JUGA:Dahan Pohon Roboh di Jalinsum Sirah Pulau, Polisi dan Warga Sigap Evakuasi
BACA JUGA:Tekan Fatalitas Kecelakaan di Jalinsum
Situasi semakin parah ketika sejumlah pengendara tidak sabar dan mengambil jalur berlawanan, sehingga menyebabkan jalan terkunci.
Personel Polsek Merapi yang sedang piket langsung turun ke lapangan melakukan rekayasa lalu lintas, termasuk menahan sementara kendaraan angkutan batubara yang akan keluar dari area PT MIP agar tidak menambah kepadatan.
Dengan sistem buka tutup arus serta pemantauan melalui CCTV Mako Polsek Merapi, petugas akhirnya berhasil mengurai kemacetan.
"Sekitar pukul 03.00 WIB, arus lalu lintas kembali normal setelah satu unit DT batubara milik PT TNS dievakuasi ke depan Mako Polsek dan tidak lagi menghalangi jalan," ujar Kapolres Lahat AKBP Novi Edyanto S.Ik M.Ik melalui Kapolsek Merapi Barat Iptu Chandra Kirana SH, Rabu (17/12/2025).
BACA JUGA:Komplotan Pungli Jalinsumteng Digulung Polisi
BACA JUGA:Kecelakaan Maut di Jalinsum Muratara, Ali Tewas Tertabrak Innova
Meski kemacetan berhasil diatasi, keluhan warga kembali mencuat, terutama terkait keberadaan iring-iringan angkutan batubara yang melintasi jalur umum.
Wawan, warga Lahat, berharap pembangunan jalan hauling khusus angkutan batubara segera terealisasi pada awal 2026. Menurutnya, selama angkutan batubara masih melintas di Jalinsum, potensi gangguan lalu lintas akan terus terjadi.
