Prihatin Kasus Dugaan 'Jerat Tangkap' Narkoba Juragan Beras

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Langkah mutasi yang Kapolda Sumsel terhadap 'tim narkoba' Polres Muba mendapat apresiasi dari pakar hukum dari Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr. H. Darmadi Djufri, SH., MH., C. Med. Menurutnya, kalau benar mutasi itu kaitannya dengan kasus jebak tangkap narkoba, keputusan itu menurutnya sudah tepat. "Harusnya bukan hanya sebatas  sanksi mutasi, agar ada efek jera bagi yang lain bisa dijatuhkan hukuman penurunan pangkat dan sanksi pidana kurungan dan/atau mutasi ke daerah pelosok yang terpencil," kata Darmadi. Sanksi yang lebih berat itu hendaknya menjadi shock therapy bagi para oknum petugas itu agar kedepannya bisa menjadi “benar” dan lebih profesional. BACA JUGA : Diduga Terkait Kasus Salah Tangkap, Satresnarkoba Polres Muba Cuci Gudang "Jika terbukti para oknum itu melakukan upaya penjebakan pakai narkoba agar seseorang itu bisa ditangkap, jelas ini bentuk ketidakprofesionalan. Tindakan seperti ini sebetulnya bukan hal yang baru sebagai bentuk upaya kejahatan yang sistematis  oleh oknum petugas. Tapi sebenarnya sudah sering. Hanya kali ini dari keluarga yang bersangkutan berani melapor," bebernya. Darmadi menambahkan, patut diduga dan biasanya tindakan tersebut bukan merupakan bagian tugas penegakan hukum. Melainkan hanya strategi untuk menjebak yang ujung-ujungnya mengharapkan terjadinya perdamaian antara orang yang mendapatkan jebakan dengan oknum yang melakukan tindakan. "Lagi-lagi ujungnya adalah demi mendapatkan uang secara melanggar hukum," tutur Darmadi. BACA JUGA : Bantah Menjebak, Hasil Tes Urine Syahabudin Positif Sementara, para bandar narkoba dan pengedar besar masih berkeliaran. Berkilo-kilogram narkoba jenis sabu-sabu, ekstasi dan lainnya beredar. "Hemat saya, tindakan tersebut bukan saja merugikan rasa keadilan masyarakat tapi juga merupakan bentuk degradasi moral oknum dan merusak citra lembaga Kepolisian," tandasnya.