https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Makna dari Sebuah Kesucian

Makna Kalimat tahmid, takbir dan tahlil yang kita ucapkan semenjak terbenamnya matahari penanggalan Miladiyah, yang menjadi pertanda bahwa telah datang tanggal 1 syawal 1444 Hijriyah, sekaligus menjadi pertanda bahwa hari fitri nan suci telah datang menjelang dan disambut dengan wajah sumringah. 

Kaum muslimin di seluruh penjuru dunia serentak melafadzkan kalimat thayyibah, lantunan diucap dengan khusuk saling sahut sahutan penuh ’izzah. Lantunan dzikir dengan niat ikhlas bahwa hanya Dia-lah yang kita sembah, Dia-lah yang kita puja dan puji dengan tujuan untuk ibadah, hanya Allah pemilik ka’bah yang kita sembah, dan masjid sebagai simbol tempat kita bermuwajjahah dalam beribadah.

Tiada sekutu bagi-Nya dalam setiap kata dan perbuatan, Dia pencipta isi bumi, jin dan manusia serta hewan, juga semesta alam, Semuanya, Dia-lah Allah yang telah menciptakan. Ikhlaskan apa pun yang kita ucapkan, perbuatan yang kita lakukan, serta aktivitas yang telah kita kerjakan, karena Dia Allah bagi kita adalah tempat memohon doa dan permintaan. BACA JUGA : Perbedaan adalah Rahmat

Dia-lah Allah Yang Maha Esa, tempat kita bermunajat dan menyucikan jiwa yang penuh dosa. Orang-orang beriman telah berhasil manyatukan rasa, karya dan karsa melalui ibadah puasa. Orang-orang beriman dengan bermodalkan keyakinan bahwa puasa akan melebur dosa, dengan puasa terhindar dari siksa, siksa yang pedih dan sakitnya tak akan mungkin bisa ditebus dengan harta, pulsa dan visa, dan tidak mungkin mampu ditolong oleh penguasa dunia, yang dahulu waktu di alam dunia dibangga-bangga dan dipuja-puja.

Kita berkesempatan untuk menggapai kemenangan yang agung, sebagai langkah awal dalam meraih derajat takwa yang luhung, itulah label tertinggi yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba- Nya yang beriman dan mempunyai sifat adiluhung dan tidak pernah menggunakan sifat aji mumpung. 

Hamba Allah yang melaksanakan ibadah dengan ketulusikhlasan dari Yang Maha Pelindung pasti akan berutung. Dialah Allah yang telah memberlakukan syariat berpuasa agar manusia menjadi bertakwa dan beruntung. sebagaimana harapan Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat ke-183: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagiamana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang yang bertakwa (Al-Baqarah: 183)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan