Megawati Siap Temui Para Ketum Parpol
*Di Acara Halalbihalal
JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Lebaran ini tidak mengadakan open house. Namun, berencana menggelar halalbihalal. Momen itu sekaligus menjadi ajang pertemuan para ketua umum parpol. Forum itu menarik sebagai satu penanda kemana bandul politik PDIP bakal berayun menghadapi Pilpres 2024.
Selama ini, Megawati relatif jarang bertemu dengan para ketua umum parpol. Saat petinggi lima parpol pendukung pemerintah masing-masing Golkar, Gerindra, PKB, PAN, dan PPP mengadakan pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, Megawati berhalangan hadir.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, selain keluarga dan teman dekat, halalbilhalal itu diikuti sejumlah tokoh. Termasuk bertemu dengan para pimpinan parpol. "Pertemuan diadakan dalam rangka silaturahmi. Bu Mega juga akan bertemu dengan sahabat-sahabat beliau," kata Hasto kemarin (19/4).
Menurut Hasto, sebagai ketua umum partai dan presiden kelima, tentu akan banyak yang datang pada acara yang digelar Megawati. Dalam kesempatan itu, Megawati juga akan bertemu dengan Presiden Jokowi dan para menteri. "Tradisi bertemu dengan Presiden Jokowi dan beberapa menteri itu satu hal yang biasa dilakukan," ungkap dosen Universitas Pertahanan itu.
Apakah pertemuan di halalbihalal tersebut sebagai sinyal awal PDIP bakal berkoalisi dengan parpol lain? Hasto menyebut, partainya tentu akan menjalin kerja sama. Namun, dia kembali menyatakan, PDIP akan menentukan calon presiden (capres) lebih dulu, setelah itu baru menjalin kerja sama.
Politikus kelahiran Jogjakarta itu mengatakan, kerja sama politik baru bisa terkonsolidasi ketika pasangan capres dan cawapres diumumkan. Nah, sejauh ini masih belum dikerucutkan pada siapa yang akan menjadi capres dan cawapres. Karena itu, belum dapat disebut bagaimana bentuk kerja sama itu.
Disinggung soal pembentukan koalisi besar, Hasto menilai bahwa hal itu masih sebatas wacana. Malah, Hasto menegaskan, dalam sistem presidensial yang dianut Indonesia tidak mengenal diksi koalisi. Istilah koalisi hanya ada dalam sistem parlementer. ’’Dalam sistem parlementer, pemerintahan dibangun dengan memadukan kekuatan-kekuatan partai, kemudian membentuk pemerintahan,’’ ujarnya.
Yang jelas, lanjut Hasto, saat ini Megawati sedang menyiapkan calon pemimpin di Pilpres 2024. Capres yang akan diusung harus merupakan sosok yang kuat secara ideologi. Selain itu, harus visioner, pemimpin yang mumpuni, dan pemimpin yang mempunyai kemampuan profesional. "Sekaligus memahami kehendak rakyat," pungkasnya. (lum/hud)