Minuman Berenergi: Antara Ledakan Semangat dan Ancaman Kesehatan
Minuman Berenergi: Antara Ledakan Semangat dan Ancaman Kesehatan-Foto: IST -
SUMATERAEKSPRES.ID – Dalam dunia yang terus bergerak cepat, minuman berenergi telah menjadi “senjata rahasia” banyak orang.
Remaja yang bergadang demi ujian, pekerja malam yang mengejar tenggat waktu, hingga atlet amatir yang ingin tampil prima – semua menjadikan cairan ini sebagai penopang stamina.
Tapi, benarkah minuman ini hanya membawa semangat tanpa dampak negatif?
BACA JUGA:Toyota Kijang Super 2026: Reinkarnasi Legenda dalam Wujud Modern
BACA JUGA:Toyota Veloz 2026: Evolusi MPV Modern dengan DNA SUV yang Siap Mendominasi Pasar
Apa yang Terkandung dalam Minuman Berenergi?
Sebotol minuman berenergi mungkin tampak seperti sekadar air berkarbonasi dengan rasa buah yang menyegarkan.
Namun, di balik rasa manis dan efek segarnya, tersembunyi zat-zat aktif yang kuat. Kafein, gula dalam jumlah tinggi, taurin, ekstrak guarana, serta vitamin B kompleks menjadi kombinasi umum di dalamnya.
Kafein dan guarana bekerja sebagai stimulan yang memacu sistem saraf pusat, sedangkan gula memberikan ledakan energi singkat.
BACA JUGA:Toyota Kijang Super 2025: Reinkarnasi MPV Legendaris dengan Teknologi Terkini dan Desain Sangar
Taurin berperan dalam fungsi otot dan jantung, namun efek sinergis dari semua zat ini bisa menjadi pedang bermata dua.
Efek Jangka Pendek: Energi Instan, Risiko Langsung
Beberapa menit setelah dikonsumsi, minuman ini memberikan sensasi “terbang” – mata lebih segar, pikiran terasa fokus, tubuh pun terasa lebih tangkas. Namun, efek jangka pendeknya bisa menipu. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan jantung berdebar lebih cepat, tangan gemetar, sulit tidur, hingga kegelisahan. Pada beberapa kasus ekstrem, bisa terjadi keracunan kafein dengan gejala mual, muntah, dan detak jantung tak beraturan.
Dampak Jangka Panjang: Mengintai dalam Diam
Masalah sesungguhnya muncul jika minuman ini dijadikan kebiasaan harian. Studi medis menunjukkan hubungan antara konsumsi rutin minuman berenergi dan peningkatan tekanan darah, gangguan irama jantung (aritmia), bahkan risiko serangan jantung, terutama pada individu dengan gangguan kardiovaskular tersembunyi.
Kandungan gula yang tinggi juga menjadi bom waktu yang bisa memicu obesitas dan memperbesar peluang terkena diabetes tipe 2.
